RIAU24.COM -  Tak heran stroke dipandang sebagai ancaman mengerikan. Sebab selain kedatangannya yang seringkali mendadak tanpa gejala lebih dulu, penyakit ini berisiko menimbulkan kecacatan permanen. Tak terkecuali, pada orang-orang berusia muda.

Beberapa kali, beredar kabar orang-orang berusia muda dengan kisaran usia 20-30 tahun terkena stroke. Hal ini bak mematahkan anggapan bahwa stroke hanya bisa menyerang orang-orang berusia lanjut.

Ahli saraf di Cleveland Clinic, Abbas Kharal, menjelaskan siapa pun memang dapat terkena stroke, pada usia berapa pun.

"Tidak ada kelompok umur yang kebal terhadap stroke, dan secara mengejutkan kami melihat peningkatan signifikan kejadian stroke pada orang dewasa muda," tegas dr Kharal dikutip dari laman Cleveland Clinic, Sabtu (14/10/2023).

Stroke terjadi ketika ada masalah pada aliran darah ke bagian otak, baik karena kurangnya suplai darah atau pendarahan di otak. dr Kharal menjelaskan, beberapa tanda dan gejala stroke adalah perubahan pada wajah, kelemahan di lengan, dan kesulitan untuk berbicara.

Menurutnya, seringkali orang-orang berusia muda yang mengalami gejala stroke tersebut tidak segera mencari pertolongan. Pasalnya, orang-orang muda ini menganggap tanda-tanda yang dialaminya bukanlah masalah serius.

Sebagaimana dijelaskan oleh dr Kharal, salah satu faktor pemicu utama kasus stroke pada orang-orang berusia di bawah 50 tahun adalah gaya hidup yang tidak terjaga.

"Khususnya pada orang dewasa muda, kita melihat peningkatan signifikan pada aterosklerosis dini, yaitu pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah. Hal ini secara khusus diyakini disebabkan oleh peningkatan faktor risiko vaskular stroke pada pasien yang lebih muda," beber dr Kharal.

"Kami melihat kejadian tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes kini terjadi pada pasien muda berusia akhir 20-an hingga awal 30-an. Penyakit-penyakit ini secara tradisional dikaitkan dengan populasi yang jauh lebih tua," imbuhnya.

Beberapa faktor lain yang bisa menjadi penyebab stroke yakni gangguan pembekuan darah, penyakit jantung struktural, serta kelainan pembuluh darah termasuk kelainan pembuluh darah inflamasi dan genetik.***