Menu

Tak Ada Listrik, RS di Gaza Terancam Alih Fungsi Jadi Kamar Mayat

Devi 13 Oct 2023, 10:22
Tak Ada Listrik, RS di Gaza Terancam Alih Fungsi Jadi Kamar Mayat
Tak Ada Listrik, RS di Gaza Terancam Alih Fungsi Jadi Kamar Mayat

RIAU24.COM  -  Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengungkapkan rumah sakit di Gaza berisiko berubah menjadi kamar mayat tanpa listrik. Ini disebabkan satu-satunya pembangkit listrik setempat, kehabisan bahan bakar sejak Rabu lalu.
Pusat-pusat medis kewalahan setelah Israel memberlakukan 'pengepungan total' terhadap Gaza, dan menggempur wilayah tersebut dengan serangan udara dan arteri.

"Ketika Gaza kehilangan aliran listrik, rumah sakit pun kehilangan aliran listrik, sehingga bayi baru lahir di inkubator dan pasien lanjut usia yang mendapat oksigen berada dalam risiko," kata Fabrizio Carboni selaku direktur ICRC untuk wilayah tersebut, dikutip dari BBC, Jumat (13/10/2023).

"Dialisis ginjal berhenti, dan rontgen tidak dapat dilakukan," sambungnya.

Fabrizio Carboni mengatakan tanpa listrik, rumah sakit berisiko berubah menjadi kamar mayat. Bahkan, generator yang saat ini digunakan di rumah sakit hanya bisa bertahan untuk beberapa jam saja.

Tak hanya itu, terlihat antrean panjang di luar rumah sakit di Gaza dan orang-orang yang terluka menunggu di ruang gawat darurat. Mereka kehabisan peralatan medis penting dan meminta sumbangan darah. Beberapa anak terluka parah terbaring di ranjang rumah sakit sambil menangis, menunggu perawatan.

"Kompleks layanan kesehatan publik terbesar di Jalur Gaza, Rumah Sakit Al-Shifa, 'kelebihan beban'," kata Dr Mohamad Matar yang bertugas di sana.

"Kami kesulitan menangani pasien," lanjut dia.

Para dokter sekarang harus mengambil keputusan sulit untuk menentukan siapa yang akan dioperasi, karena persediaan bahan bakar semakin menipis. Dokter mengatakan hanya pengobatan yang menyelamatkan jiwa yang dilakukan dalam banyak kasus.

Tidak adanya koridor kemanusiaan mengakibatkan permasalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada rumah sakit. Dalam perang sebelumnya, ICRC dan PBB mampu mengamankan koridor untuk menyalurkan bantuan, namun Israel belum mengizinkan hal ini. ***