Arkeolog Temukan Sisa-sisa Anggur Berusia 5000 Tahun di Makam Kuno Mesir
RIAU24.COM - Banyak barang kuburan, termasuk ratusan toples anggur besar beberapa di antaranya disegel ditemukan oleh para arkeolog di makam ratu Mesir Dinasti Pertama Meret-Neith.
Para arkeolog mengatakan bahwa kekayaan funereal ini telah mendukung kasus bahwa Meret-Neith adalah orang yang sangat penting, bahkan mungkin firaun wanita pertama Mesir.
Meret-Neith dikatakan telah ada sekitar 5.000 tahun yang lalu dan menjabat sebagai ratu Mesir sekitar 2950 SM. Paling tidak, Meret-Neith adalah permaisuri dan bupati.
Menurut para ahli, dia mungkin seorang penguasa atau firaun, namun, para arkeolog telah gagal menentukan posisinya dengan pasti.
Menurut sejarawan, ratu pertama yang diyakini telah mengambil tituler kerajaan penuh adalah Sobekneferu. Namun, dia diyakini telah hidup satu milenium kemudian.
Jelas ada bukti besar di makam Meret-Neith di nekropolis kerajaan Abydos yang membuktikan pentingnya dirinya.
Dia dimakamkan di antara tempat peristirahatan terakhir firaun laki-laki, dan makamnya sendiri sangat kaya dan ukurannya sebanding.
Ini telah membantu para ahli menyetujui fakta bahwa dia mungkin wanita paling kuat pada masanya.
Sebuah tim arkeolog internasional, yang dipimpin oleh Christiana Kohler dari Universitas Wina, bekerja dengan Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir untuk menemukan lebih banyak tentang monumen besar tempat Meret-Neith dimakamkan bertahun-tahun yang lalu.
Seiring dengan toples anggur, yang ditemukan dengan biji anggur dan sisa-sisa anggur yang pernah dipegang oleh mereka, para peneliti juga menemukan prasasti yang dengan jelas menyatakan bahwa Meret-Neith bertanggung jawab atas kantor-kantor penting seperti perbendaharaan kerajaan.
Ini semakin menambah bukti sebelumnya tentang pentingnya ratu.
Teknologi baru yang digunakan untuk memahami pembangunan makam
Para arkeolog juga menggunakan teknologi arkeologi baru untuk lebih memahami cara di mana monumen pemakaman dibangun.
Kompleks pemakaman Meret-Neith, yang dibangun menggunakan batu bata, tanah liat, dan kayu yang belum dipanggang, juga memiliki makam 41 pelayan dan abdi dalem yang dimakamkan bersamanya.
Para peneliti mengatakan bahwa analisis menunjukkan bahwa monumen ini tidak dibangun sekaligus, tetapi secara bertahap dan dalam jangka waktu yang lama.
Penelitian mengisyaratkan bahwa teman-teman pemakaman ini mungkin tidak dibunuh sebagai pengorbanan ritual, tetapi dimakamkan bersama ratu sebagai tanda kehormatan, setelah kematian mereka.
Pekerjaan di makam terus berlanjut dan para ahli berharap untuk menemukan lebih banyak tentang ratu misterius ini yang terus memukau bahkan setelah ribuan tahun kematiannya.
(***)