Menurut Pakar, Ini 5 Makanan yang Sebaiknya Tak Dibeli di Supermarket
RIAU24.COM - Tidak semua makanan di supermarket aman dikonsumsi. Seorang pakar keamanan makanan mengungkap, 5 makanan ini tidak akan pernah ia beli di supermarket karena alasan ini.
Supermarket menjadi salah satu tujuan banyak orang untuk belanja makanan. Memang harganya lebih mahal, tetapi produk yang ditawarkan cukup lengkap dan tempatnya lebih nyaman dibandingkan berbelanja di pasar.
Meskipun memiliki tempat yang terlihat lebih bersih dan nyaman, tetapi tidak semua makanan di supermarket aman dikonsumsi. Seorang pakar keamanan makanan, Jagdish Khubchandani mengungkap beberapa jenis makanan yang tidak akan pernah ia beli di supermarket.
Ia memilih tidak membeli beberapa jenis makanan tersebut karena berbagai pertimbangan. Merangkum huffpost.com, berikut 5 makanan yang disarankan untuk tidak dibeli ketika belanja di supermarket.
1. Buah potong
Sejumlah supermarket menjual buah-buahan utuh dan yang sudah berbentuk potongan. Meskipun buah potongan tampak lebih praktis dan mudah dimakan, tetapi itu bukan menjadi pilihan tepat.
Darin Detwiler, seorang pakar keamanan makanan mengungkap, ia melihat proses bagaimana proses buah itu dipotong. Menurut laporannya, pekerja di bagian produksi membersihkan lantai, tidak mencuci tangan, lalu memotong dan mengemas buah-buahan.
Membuat buah-buahan potong itu erat kaitannya dengan masalah kontaminasi silang. Seiring berjalannya waktu, buah itu menjadi tidak aman lagi dikonsumsi, dan patogen bahkan bisa berkembang sebelum buah itu dibeli.
2. Makanan siap saji
Makanan ini biasanya sudah siap dan dimaksudkan untuk dikonsumsi langsung dari wadahnya. Pembeli hanya perlu memanaskan kembali dan bisa mengonsumsinya langsung.
Menurut Detwiler, sulit menjaga makanan panas tetap panas dan makanan dingin tetap dingin. Makanan siap saji seperti itu seringkali disimpan dalam 'zona bahaya', yang menurut Departemen Pertanian AS berada dalam suhu antara 4 derajat celcius hingga 60 derajat celcius.
Saat makanan berada di zona bahaya ini, bakteri dapat berkembang biak dengan cepat dan membuat seseorang yang mengonsumsinya jatuh sakit. Terlebih, ketika makanan berada di dalam zona tersebut selama lebih dari dua jam.
Makanan siap saji di supermarket juga bisa menimbulkan risiko kontaminasi silang.
3. Makanan yang warnanya kurang cerah
Makanan yang warnanya kurang cerah atau terlihat pucat juga sebaiknya dihindari. Menurut pakar keamanan makanan, pembeli perlu mengecek penampilan makanan terlebih dahulu. Kalau melihat roti sudah berjamur atau daging sudah lembek, memiliki warna pucat, dan aromanya bau, lebih baik dihindari.
Menurut ahli Twigge, belilah daging yang dikemas dalam keadaan rapi, dagingnya juga punya tampilan warna cerah dan segar, tidak ada bagian daging yang pucat. Pastikan juga kemasan daging tidak ada gelembung atau tersobek.
Pastikan pegawai supermarket menyiapkan daging ini menggunakan sarung tangan berstandar, tidak menggunakan tangan langsung agar kontaminasi silang bisa terhindar.
4. Makanan dengan kemasan rusak
Makanan yang kemasannya rusak juga lebih baik dihindari. Beberapa makanan dikemas lebih erat karena alasan tertentu. Sehingga, jika kemasan makanan itu rusak, sebaiknya jangan dibeli.
Agli gizi, Lauren Twigge pun mengungkap, "Jangan membeli makanan yang kemasannya rusak."
Menurutnya, beberapa supermarket biasa mengirim makanan dan menerima produk dari seluruh negara. Sehingga, pasti ada beberapa produk yang mungkin cacat. Jika melihat kemasan keripik kamu sobek, tutup susu sudah terbuka sedikit, lebih baik memilih produk makanan lain yang kondisinya lebih aman.
Jangan tergiurkan dengan produk makanan yang diskon. Meskipun murah, belum tentu punya kualitas yang aman.
5. Produk di area konter daging
Detwiler juga tidak menyarankan membeli ayam atau daging giling di konter daging. Sebab, pelayan yang menyiapkan produk disana menurutnya hanya tahu sedikit tentang keamanan pangan. Tidak mengikuti kebijakan, dan tidak tahu dari mana produk itu berasal atau sudah berapa lama produk berada di sana.
Pakar keamanan makanan lain juga menghindarinya karena berpikir, karyawan yang menyiapkan makanan ini mungkin datang ke kantor dalam keadaan sakit, atau tidak mengikuti prosedur terbaik dalam hal kebersihan. Kurangnya kewaspadaan mereka terhadap kondisi produk membuat ahli ini lebih baik meninggalkan konter deli dalam hal pembelian dagang.
Daripada berbelanja di tempat ini, Detwiler merekomendasikan membeli produk yang memang sudah tertera label perusahaan, tanggal dan kode lot. Pilihan terbaiknya adalah menyiapkan sendiri makanan di rumah. ***