Angkatan Udara Israel Lakukan Serangan Udara Besar-besaran Terhadap Sasaran Hamas di Gaza
RIAU24.COM - Militer Israel telah melakukan serangan udara yang luas, menargetkan lebih dari 130 situs yang terkait dengan militan Hamas di Jalur Gaza selama beberapa jam terakhir, menurut pernyataan resmi oleh Angkatan Udara Israel yang dibagikan di X.
Operasi ini merupakan bagian dari serangan yang lebih luas yang membentang di seluruh Jalur Gaza, menyebabkan gangguan signifikan di kalangan militan Hamas. Serangan terkonsentrasi di daerah Beit Hanoun, Sajaya, al-Furqan, dan Rimal.
Serangan rudal terhadap Israel dan infiltrasi militan
Pada pagi hari tanggal 7 Oktober, Israel terbangun oleh serangan rudal dari Jalur Gaza, bersama dengan infiltrasi beberapa kelompok militan Hamas. Menanggapi serangan ini, Pasukan Pertahanan Israel memulai Operasi Pedang Besi.
Tanggapan Hamas dan tekad Israel
Kepala Politbiro Hamas, Ismail Haniyeh menggambarkan operasi Palestina sebagai reaksi terhadap apa yang mereka anggap sebagai tindakan agresif oleh otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sebagai tanggapan, menyatakan bahwa negaranya terlibat dalam perang yang ingin dimenangkan dan memperingatkan bahwa Hamas akan menanggung biaya besar untuk serangan itu.
Sebagai bagian dari pembalasan terhadap Hamas, Israel telah memobilisasi 3.00.000 tentara. Ini adalah mobilisasi terbesar sejak Perang Yom Kippur 1973 ketika Israel memanggil 400.000 tentara cadangan, Times of Israel melaporkan.
"Israel sedang berperang. Kami tidak menginginkan perang ini. Itu dipaksakan kepada kami dengan cara yang paling brutal dan biadab. Tetapi meskipun Israel tidak memulai perang ini, Israel akan menyelesaikannya," kata Netanyahu dalam sebuah pidato kepada bangsa itu.
"Hamas akan mengerti bahwa dengan menyerang kami, mereka telah membuat kesalahan dalam proporsi historis. Kami akan menentukan harga yang akan diingat oleh mereka dan musuh-musuh Israel lainnya selama beberapa dekade mendatang," tambah Netanyahu.
Hamas, di sisi lain telah mengeluarkan ancaman, yang menyatakan bahwa tawanan sipil akan menghadapi eksekusi segera, dengan pembunuhan disiarkan secara publik, jika Israel menargetkan individu di Gaza. Kelompok ini menuduh bahwa mereka saat ini menahan lebih dari 100 tawanan, termasuk personel militer Israel, seperti dilansir CNN.
(***)