Menu

Israel Panggil 300.000 Tentara Cadangan Saat Perang dengan Hamas Berkecamuk

Amastya 9 Oct 2023, 20:31
Asap mengepul menyusul serangan Israel di Jalur Gaza pada 9 Oktober 2023 /Reuters
Asap mengepul menyusul serangan Israel di Jalur Gaza pada 9 Oktober 2023 /Reuters

RIAU24.COM - Dalam apa yang dilihat sebagai panggilan militer terbesar yang pernah ada, Israel memanggil 300.000 tentara cadangan saat mempersiapkan eskalasi perang dengan Hamas.

Sesuai laporan oleh Jerusalem Post pada hari Senin (9 Oktober), upaya mobilisasi diumumkan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Kepala juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa pasukan cadangan ini telah dipanggil oleh militer sejak Sabtu, sejumlah menunjukkan persiapan untuk kemungkinan invasi – meskipun rencana semacam itu belum dikonfirmasi secara resmi.

"Kami tidak pernah menyusun begitu banyak cadangan dalam skala seperti itu. Kami akan menyerang," tambah Hagari.

Israel Bunuh Sejumlah Tersangka Bersenjata yang Menyusup dari Lebanon

Pada hari Senin, tentara Israel mengumumkan bahwa mereka membunuh banyak tersangka bersenjata yang menyusup dari Lebanon.

"Selain itu, helikopter IDF (tentara Israel) saat ini menyerang di daerah itu," kata sebuah pernyataan militer.

Radio Angkatan Darat Israel memberikan lokasi itu berada di dekat Adamit, di seberang kota-kota perbatasan Lebanon Aalma El Chaeb dan Zahajra.

Perkembangan itu terjadi setelah militer mengatakan bahwa mereka mengerahkan pasukan terhadap dugaan infiltrasi dari Lebanon.

Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan, "Sebuah laporan diterima mengenai infiltrasi sejumlah tersangka ke wilayah Israel dari wilayah Lebanon. Tentara IDF dikerahkan di daerah itu."

Sebuah laporan oleh kantor berita Reuters mengatakan bahwa tentara militer Israel dan tank terlihat dikerahkan di daerah dekat perbatasan dengan Lebanon.

Sembilan warga AS dipastikan tewas dalam perang

Dalam berita terbaru tentang perang, Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi kematian sembilan warga Amerika dengan lebih banyak yang belum ditemukan, di tengah kekhawatiran mereka ditawan.

"Pada saat ini, kami dapat mengkonfirmasi kematian sembilan warga AS," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.

"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa ada warga AS yang belum ditemukan, dan kami bekerja dengan mitra Israel kami untuk menentukan keberadaan mereka," tambah Miller.

(***)