Biar dapat Uang dari Puasat, Banyak Kepala Daerah Rekayasa Data Stunting
Parahnya lagi, masih banyak daerah yang keliru terkait cara menghitung dan mengumpulkan data anak kekurangan gizi.
Sebagai contoh, oknum daerah kerap menghapus data stunting untuk anak usia di atas 5 tahun.
"Ketika seorang bayi, balita, begitu di atas 5 tahun karena dia sudah dianggap 5 tahun plus satu hari, meskipun dia masih stunting, keluar dia dari cakupan yang terkena stunting. Berkurang jumlahnya," sebutnya.
Baca juga: Fahira Idris Beri 2 Jempol pada RIDO yang Siap Jual Saham Miras Jika Terpilih Jadi Gubernur
Sehingga masih banyak kepala daerah berbangga diri atas pencapaian dalam menurunkan angka stunting. Padahal sama sekali sama sekali tidak menyelesaikan solusi.