Aksi Protes Reporter Rusia Terhadap Perang Berbuntut Panjang
RIAU24.COM - Polisi Rusia telah menahan lebih dari 1.700 orang dalam aksi protes anti-perang di puluhan kota ketika ribuan orang turun ke jalan usai Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan untuk menyerang Ukraina.
Terbaru, Marina Ovsyannikova (45), reporter Rusia diasingkan setelah memprotes serangan Rusia ke Ukraina di siaran langsung stasiun tv pemerintah. Selain itu, ia dijatuhi hukuman 8,5 tahun penjara pada Rabu (4/10/2023).
Ovsyannikova membawa plakat protes saat program berita malam pada Maret 2022, kemudian dijatuhi hukuman karena protes berbeda dilakukannya di luar Kremlin pada Juli 2022.
“Pengadilan menjatuhkan hukuman delapan tahun enam bulan penjara kepada Ovsyannikova, untuk menjalani hukuman di koloni rezim umum,” kata kantor kejaksaan Moskwa, dikutip dari kantor berita AFP.
Ovsyannikova tidak hadir saat putusan dijatuhkan, sehingga diadili secara in-absentia. Ia meninggalkan Rusia tahun lalu setelah kabur dari tahanan rumah bersama putrinya yang berusia 11 tahun.
Pada Selasa (3/10) sebelum hukuman dijatuhkan, Ovsyannikova menyebut tuduhan terhadapnya tidak masuk akal dan bermotif politik.
“Mereka menghukumku karena tidak takut dan menyebut nama mereka,” katanya.
“Tentu saja, aku tidak mengaku salah, dan aku tidak menyangkal satu pun kata-kataku. Aku membuat pilihan moral yang sangat sulit, tetapi satu-satunya yang benar dalam hidupku, dan aku membayar harga yang cukup tinggi untuk itu," ujarnya.
Sejak perang Rusia-Ukraina dimulai tahun lalu, otoritas Rusia melancarkan tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap aksi protes, dengan memenjarakan atau mendenda puluhan orang penentang konflik tersebut.