Baru Diresmikan, Kereta Cepat Jakarta Bandung Tetap Paling Ngebut di ASEAN
RIAU24.COM - Presiden Joko Widodo meresmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Senin (2/10). Pemerintah pun masih menggratiskan pengoperasiannya hingga pertengahan Oktober.
Namun, mega proyek buatan China ini kerap menuai kontraversi dari berbagai kalangan. Hal ini terlihat sejak awal pembuatan yang tidak sesuai dengan waktu awal perencanaan yang awalnya ditargetkan rampung pada 2019, namun nyatanya baru dapat diresmikan empat tahun setelahnya.
Masalah pendanaan, pandemi covid-19 yang menghambat progress, hambatan teknis konstruksi, hingga pembengkakan biaya dan utang turut memanaskan perkembangan proyek kereta cepat ini.
Di sisi lain, kereta buatan China telah lebih dulu dibuat di Laos pada 2016 dan resmi beroperasi pada 3 Desember 2021. Lantas, siapa yang lebih cepat?
Pada awal Desember 2021, Laos mengresmikan jalur kereta api Boten-Vientiane, proyek senilai US$ 6 miliar yang didukung oleh China sebagai bagian dari Belt and Road Initiative (BRI).
Jalur kereta api ini membentang sepanjang 414 km dari ibu kota Vientiane hingga kota Boten di perbatasan Laos-Tiongkok.
Proyek ini memiliki dampak signifikan pada konektivitas regional dan ekonomi Laos. Sebelumnya, perjalanan dari Vientiane ke perbatasan China memakan waktu 15 jam dengan kendaraan berbasis roda, tetapi dengan jalur kereta api baru ini, waktu perjalanan berkurang drastis menjadi kurang dari empat jam. Ini akan mengubah dinamika perdagangan dan pariwisata antara kedua negara.
Jalur kereta ini juga menghubungkan Boten ke utara sekitar 595 km, akhirnya mencapai Kunming, ibu kota provinsi Yunnan di China.
Ini memungkinkan akses yang lebih cepat ke pasar China yang besar dan dapat menarik lebih banyak investasi asing serta wisatawan ke Laos. Biaya logistik dari Vientiane ke Kunming juga diharapkan turun sekitar 40% hingga 50%, memperkuat daya saing ekonomi Laos.
Kereta semi cepat ini menggunakan teknologi EMU dengan spesifikasi kereta CR200J dari China Railway Corporation. Meskipun tidak secepat seri Fuxing lainnya, seperti CR400AF yang dimiliki Indonesia, kereta ini tetap mengurangi waktu perjalanan sebanyak 11 jam, dari semula 15 jam perjalanan.