Ini Manfaat Luar Biasa Jika Rajin Jalan Kaki Buat Kesehatan Jantung
RIAU24.COM - Menjaga kesehatan jantung penting untuk dilakukan agar terhindar dari penyakit kardiovaskular di usia muda. Salah satu cara meningkatkan kesehatan jantung dengan cara yang mudah adalah dengan berjalan kaki.
Aktivitas fisik yang satu ini ternyata punya manfaat yang luar biasa bagi jantung. Tak perlu 10 ribu langkah sehari, berjalan 6 ribu sampai 9 ribu bahkan bisa menurunkan risiko penyakit jantung hingga 40 persen.
"Jalan kaki ini memakai oksigen agar otot berjalan makanya ini olahraga yang akan meningkatkan kebugaran jantung. Pemakaian oksigen yang terus menerus, lama-lama jantungnya terlatih makanya akan meningkatkan kebugaran kardiorespirasi," kata spesialis jantung dan pembuluh darah dr Dwita Rian Desandri, SpJP(K) dalam Webinar World Heart Day 2023 di detikcom, Selasa (26/9/2023).
Bukan hanya bermanfaat bagi jantung, rutin berjalan kaki juga bisa meningkatkan kerja paru-paru. Berjalan kaki juga bisa menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah dan perbaikan kadar gula darah.
"Tapi yang namanya olahraga harus dilakukan secara repetitif, minimal 3 kali seminggu atau lebih bagus lagi setiap hari," beber dr Dwita.
Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day (WHD) merupakan hari yang diperingati setiap tanggal 29 September. Tahun ini, Hari Jantung Sedunia jatuh pada hari Jumat (29/9/2023).
Pada tahun ini, Tema Hari Jantung Sedunia adalah 'Use Heart, Know Heart'. Momen ini bertujuan menjadi pengingat bagi semua orang di seluruh dunia untuk menjaga jantung mereka. Kampanye ini berfokus pada langkah penting untuk mengetahui jantung kita terlebih dahulu.
Fakta Hari Jantung Sedunia
Di dunia, pengetahuan tentang kesehatan jantung masih terbatas. World Heart Federation (WHF) bertujuan untuk mendobrak hambatan dan memberdayakan individu untuk mengendalikan kesejahteraan mereka. Karena dengan mengetahui lebih banyak tentang kesehatan jantung, seseorang bisa lebih mungkin untuk menjaganya.
Penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan stroke atau CVD) adalah penyebab kematian nomor satu di dunia. Penyakit ini telah memakan korban sebanyak 17,3 juta orang setiap tahunnya. Di Indonesia, penyakit ini masih menjadi penyebab kematian tertinggi sehingga seluruh masyarakat perlu mengambil peran dalam mencegah tingginya angka kesakitan dan kematian.
Penyakit jantung masih menjadi berita buruk karena merupakan pembunuh nomor satu. Namun, berita baiknya, penyakit jantung sangat mungkin untuk bisa dicegah.
Adapun beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk mencegah penyakit jantung adalah pola makan sehat, kontrol stres, hindari merokok, batasi konsumsi alkohol hingga kebiasaan olahraga.
Modifikasi gaya hidup yang lebih sehat dapat menjadi salah satu bentuk pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini harus diperhatikan terlebih penyakit jantung bisa dialami oleh semua kalangan baik dari muda hingga tua. Masyarakat dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik, seperti banyak bergerak dan olahraga.
Selain itu, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung adalah dengan melakukan pemeriksaan mandiri dengan MENARI (Meraba Nadi Sendiri). MENARI adalah sebuah gerakan self-assessment yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung dan bisa dilakukan di mana saja.
Sejarah Hari Jantung Sedunia
Pada tahun 1999 World Heart Federation (WHF), bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengumumkan penetapan Hari Jantung Sedunia. Ide momentum ini dicetuskan oleh Antoni Bayés de Luna, presiden WHF pada 1997-1999. Hari Jantung Sedunia awalnya (sampai 2011) diperingati pada hari Minggu terakhir di bulan September, dengan perayaan pertama berlangsung pada 24 September 2000.
Pada awal tahun 2000-an, sekitar 17 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit tersebut setiap tahunnya. Sebagian besar kematian ini didominasi akibat penyakit jantung koroner atau stroke.
Meski penyakit kardiovaskular kerap dianggap sebagai penyakit orang-orang yang tinggal di negara maju, namun 80 persen kematian akibat penyakit ini terjadi di negara berkembang hingga berpenghasilan rendah dan menengah.
Lebih dari 90 negara ambil bagian dalam perayaan internasional ini setiap tahun. Hasilnya, Hari Jantung Sedunia terbukti menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan informasi tentang CVD. Tingkat keterlibatan yang tinggi dari pemerintah dan organisasi paling penting bagi negara berkembang, yang sangat terpengaruh oleh penyakit ini. ***