Memanas, Kosovo Tuntut Serbia Tarik Pasukan dari Perbatasan
RIAU24.COM - Kosovo menuntut Serbia segera menarik mundur pasukannya dari perbatasan bersama, dengan mengatakan pihaknya siap melindungi integritas teritorialnya.
Ketegangan antara kedua negara telah meningkat sejak Minggu lalu ketika polisi Kosovo bertempur melawan sekitar 30 orang Serbia bersenjata lengkap yang menyerbu desa Banjska di Kosovo dan membarikade diri mereka di sebuah biara Ortodoks Serbia.
Tiga penyerang dan satu petugas polisi tewas. Baku tembak tersebut memicu kekhawatiran internasional baru mengenai stabilitas di Kosovo, yang mayoritas berpenduduk etnis Albania dan mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada tahun 2008 setelah pemberontakan gerilya dan intervensi NATO pada tahun 1999.
“Kami menyerukan kepada Presiden Vucic dan lembaga-lembaga Serbia untuk segera menarik seluruh pasukan dari perbatasan dengan Kosovo,” kata pemerintah Kosovo dalam sebuah pernyataan.
“Pengerahan pasukan Serbia di sepanjang perbatasan dengan Kosovo adalah langkah Serbia selanjutnya untuk mengancam integritas wilayah negara kami,” sambung pernyataan itu.
“Kosovo, melalui koordinasi dengan mitra internasional, semakin bertekad untuk melindungi integritas wilayahnya,” kata pemerintah Kosovo.
“Pengerahan ini juga mencakup pengerahan sistem antipesawat dan artileri berat,” sambung pernyataan itu.
“Pemerintah Republik Kosovo terus melakukan kontak dengan Amerika Serikat dan negara-negara UE mengenai ancaman serius dari Serbia ini,” demikian bunyi pernyataan itu seperti dikutip Sindonews dari Reuters, Minggu (1/10/2023).
Pada hari Jumat, Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya memantau penempatan militer Serbia di sepanjang perbatasan Kosovo yang mengganggu stabilitas wilayah tersebut.
Sementara itu, Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan kepada Financial Times bahwa dia tidak bermaksud memerintahkan pasukannya melintasi perbatasan ke Kosovo karena eskalasi konflik akan merugikan aspirasi Beograd untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Sedangkan NATO, yang masih memiliki 4.500 tentara di Kosovo, mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah memberi wewenang pasukan tambahan untuk mengatasi situasi saat ini.