Singgung Sikap Tamak, Prabowo Kritik Keras Kegagalan Ekonomi Liberal Bawa Kesejahteraan
RIAU24.COM - Negara sebagai penyelenggara ekonomi seharusnya bisa mengontrol sistem perekonomian negara. Begitulah yang diinginkan rakat Indonesia, termasuk Prabowo Subianto.
Menteri Pertahanan sekaligus bacapres Koalisi Indonesia Maju ini mengkritik sistem ekonomi saat ini. Dia menyinggung ekonomi menetes ke bawah atau trickle down economics.
Mulanya saat Seminar Kebangsaan Bersama Guru Besar, Rektor dan Cendekiawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9) Prabowo bicara soal orang-orang Indonesia yang diajarkan untuk selalu bersifat baik sejak usia muda oleh orang tuanya masing-masing.
Prabowo kemudian menyinggung ada paham ekonomi yang mengajarkan agar manusia bersikap tamak demi kekayaan. Dia menyebutnya aliran kapitalisme neoliberal.
"Filosofi itu mengajarkan greed is good, keserakahan adalah baik. Itu ajaran mereka, yang penting ada pertumbuhan," ujar Prabowo seperti dilansir dari news.detik.com.
"Bahwa growth itu dikuasai, nggak apa-apa, biar yang kaya raya 1 persen, nanti lama-lama akan menetes ke bawah. Itu namanya trickle down economics," sambungnya.
Prabowo mengatakan dalam aliran tersebut diajarkan orang-orang miskin hanya perlu menunggu tetesan ekonomi dari yang kaya. Namun menurut Prabwo, permasalahannya adalah orang-orang miskin keburu mati sebelum mendapat tetesan kekayaan.
"Jadi kamu yang miskin di bawah ini nggak apa-apa miskin ya, kamu tunggu aja tetesan ke bawah. Masalahnya, netesnya itu begitu sampai di bawah kita semua sudah mati," ujarnya.
Prabowo mengatakan tokoh-tokoh barat kini menyadari bahwa trickle down economics tersebut tidak akan berhasil. Dia mengatakan negara-negara barat justru mulai meninggalkan paham tersebut.
"Bahkan Presiden Amerika Serikat saja, Joe Biden, mengatakan, mana slide-nya ini? Ya, itu ada ya, Joe Biden, Presiden Amerika (bilang) 'here's the simple truth', ini kebenaran yang sangat sederhana, 'trickle down economics it has never work', ekonomi menetes ke bawah tidak pernah berhasil," ucapnya.
Parabowo juga mengatakan neoliberalisme telah gagal. Dia mengaku heran tokoh-tokoh ekonomi Indonesia belum mengakui hal itu.
"19 tahun yang lalu saya mengatakan sistem ekonomi neoliberal keliru dan sudah terbukti gagal, tahun 2004, dan 2008 terjadi crash. Yang agak heran, tokoh-tokoh pemikir ekonomi Indonesia yang lamban atau malu-malu, mungkin udah terlanjur kesengsem dengan ekonomi neolib menjadi penganut ekonomi neolib, begitu ternyata keliru, malu mengakui,” ujarnya.