Menu

Jutaan Rumah di China Kosong saat Penduduk Capai Angka 1,4 Miliar, Ternyata Ini Alasannya 

Zuratul 25 Sep 2023, 09:40
Jutaan Rumah di China Kosong saat Penduduk Capai Angka 1,4 Miliar, Ternyata Ini Alasannya. (housting.estate/Foto)
Jutaan Rumah di China Kosong saat Penduduk Capai Angka 1,4 Miliar, Ternyata Ini Alasannya. (housting.estate/Foto)

RIAU24.COM -Eks pejabat publik China menyoroti soal jutaan rumah dan apartemen di China yang kosong. 

Meskipun jumlah penduduk negara tersebut mencapai 1,4 miliar jiwa, pasar properti di China malah mengalami krisis.

Dikutip dari Reuters, sektor properti China yang pernah menjadi pilar perekonomian, telah merosot sejak 2021 ketika real estat raksasa China Evergrande Group gagal membayar kewajiban utang menyusul adanya pembatasan pinjaman baru.

Kemudian pengembang ternama seperti Country Garden Holdings pun mulai terhuyung-huyung. Sentimen pembelian rumah pun terus menurun.

Pada akhir Agustus, menurut data dari Biro Statistik Nasional (NBS), total luas lantai rumah yang tidak terjual mencapai 648 juta meter persegi

Menurut perhitungan, dengan rata-rata ukuran 90 meter persegi, jumlah tersebut setara dengan 7,2 juta rumah.

Angka itu belum termasuk sejumlah proyek perumahan yang telah terjual tapi belum selesai karena masalah keuangan. Lalu, ada juga sebagian rumah yang dibeli spekulan.

"Berapa banyak rumah kosong yang ada saat ini? Masing-masing ahli memberikan angka yang berbeda-beda, dan yang paling ekstrem percaya bahwa jumlah rumah kosong saat ini cukup untuk tiga miliar orang," kata mantan pejabat statistik China He Keng di sebuah forum.

"Perkiraan itu mungkin agak berlebihan, tetapi 1,4 miliar orang mungkin tidak mau mengisi properti yang ada saat ini," ucapnya.

Kritiknya itu berbanding terbalik dengan narasi pemerintah China yang mengatakan perekonomian China memiliki ketahanan baik.

"Segala macam komentar yang meramalkan keruntuhan perekonomian China terus muncul, namun yang runtuh adalah retorika tersebut, bukan perekonomian China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada konferensi pers baru-baru ini.

(***)