RIAU24.COM -Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, mendapat sorotan karena mengikuti jejak sang ayah masuk ke dunia politik. 

Namun, Kaesang memilih kendaraan politik yang berbeda. 

Kaesang telah resmi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sementara sang ayah tercatat sebagai kader PDIP yang dipimpin Megawati Soekarno Putri. 

Ditanya soal alasannya memilih kendaraan politik yang berbeda, Kaesang menyebut bahwa ia memiliki kesamaan visi dan misi dengan PSI, yang terkenal sebagai partainya anak muda. 

Selain Kaesang, ada sederet nama artis lain yang juga bergabung dengan PSI bahkan mencalonkan diri untuk maju dalam Pemilihan Legislatif pada 2024 mendatang.  Siapa saja mereka?

1. Giring Nidji

Giring Ganesha Djumaryo, mantan vokalis grup band Nidji, tak cuma kader PSI, tapi pemimpin umum partai ini. Ia menggantikan posisi Grace Natalie.

Sebelum masuk dunia politik, Giring berhasil menjadikan Nidji sebagai salah satu grup brand paling terkenal di Indonesia. 

Dia juga menulis lagu-lagu populer termasuk "Laskar Pelangi" dan "Hapus Aku."

Tak cuma itu, Giring juga pernah menjajal akting lewat film "Sang Pencerah" garapan sutradara Hanung Bramantyo. 

2. Badai eks Kerispatih

Mantan personel grup band Kerispatih, Doadibadai Hollo alias Badai Kerispatih juga telah bergabung sebagai kader PSI pada awal 2023 lalu.

Badai selama ini dikenal berprofesi sebagai musisi di Indonesia. 

Pria yang lahir 14 Januari 1978 ini dikenal sebagai pianis, produser, dan penulis lagu. 

Ia sempat menjadi pentolan grup band Kerispatih. Kemudian memutuskan untuk keluar dari grup band itu pada tahun 2016 lalu.

3. Mongol Stres

Komika Rony Immanuel alias Mongol Stres resmi mendaftarkan diri jadi bakal calon anggota legislatif (caleg) dari PSI.

Mengutip CNN Indonesia, Mongol mengaku tertarik mendaftarkan diri sebagai bakal caleg dari PSI karena komitmen tanpa mahar yang diusung partai berlambang bunga mawar itu.

"Antimahar ini yang paling ditekankan, karena banyak dunia artis jebol (duitnya) setelah dia nyalon," kata Mongol pada Juni lalu. 

(***)