Cangkok Jantung Babi ke Manusia Kembali Dilakukan Tim Dokter AS
RIAU24.COM - Pasti tak pernah terlintas dalam benak Lawrence Faucette, seorang veteran Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) berusia 58 tahun, bahwa dia akan hidup dengan menggunakan jantung babi di tubuhnya.
Faucette tentu lebih tak menyangka lagi bahwa jantung babi tersebut ditanamkan ke dadanya saat hidupnya sudah berada di ujung tanduk.
Ini adalah kali kedua dalam sejarah transplantasi jantung babi ke manusia dilakukan. Sebelumnya, tim dari University of Maryland Medical Center membuat terobosan dengan melakukan operasi cangkok jantung babi ke manusia pertama di dunia.
Saat itu, jantung babi yang sudah dimodifikasi secara genetik itu diterima oleh pria bernama David Bennett. Sayangnya, dua bulan setelah operasi, Bennett meninggal dunia lantaran kegagalan fungsi jantung yang bukan dipicu prosedur yang dijalani.
Lawrence Faucette mengetahui kasus Bennett. Kendati demikian, dia tetap bersedia mencoba proses transplantasi jantung babi dengan segala risikonya.
“Tidak ada yang tahu mulai saat ini dan seterusnya. Setidaknya sekarang saya punya harapan dan punya kesempatan,” ujar Faucette dalam sebuah rekaman video sesaat sebelumnya dimulainya operasi transplantasi, dilaporkan Associated Press, Jumat (22/9).
Hal senada disampaikan istri Faucette, Ann. Ia mengatakan bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama sang suami merupakan prioritas saat ini.
"Kami tidak memiliki ekspektasi apapun selain untuk bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Bahkan hal sederhana seperti duduk di teras dan menikmati kopi bersama sudah cukup," ucapnya.
Berdasarkan laporan terbaru, Faucette saat ini berada dalam kondisi stabil. Jantung barunya pun sejauh ini dapat berfungsi dengan baik tanpa bantuan alat.
"Faucette saat ini sudah bisa bernapas sendiri, dan jantungnya berfungsi dengan baik tanpa dukungan alat bantu," lapor pihak rumah sakit yang menangani Faucette, dikutip dari CNN Health, Sabtu (23/9).
Ahli bedah yang melakukan prosedur, dr Bartley Griffith memuji keberanian Faucette yang mau berpartisipasi dalam sebuah revolusi yang bisa merubah dunia medis.
"Kami sekali lagi memberikan kesempatan kepada pasien yang sekarat untuk bisa hidup lebih lama, dan kami sangat berterima kasih kepada Tuan Faucette yang sudah berani dan mau membantu kami dalam mengembangkan keilmuan di bidang ini," ungkapnya.
Sebagai informasi, jantung babi yang ditransplantasi telah mengalami rekayasa genetik, di mana 10 gen telah dimodifikasi agar tidak menimbulkan reaksi penolakan saat berada dalam tubuh manusia.
Prosedur ini juga sudah mendapat izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan US yang mengklaim program tersebut sebagai 'terobosan yang memberikan harapan hidup bagi pasien dengan penyakit atau kondisi serius yang mengancam jiwa'.