Kekerasan itu mengambil dimensi internasional pada tahun 1985 ketika separatis Khalistani yang berbasis di Kanada meledakkan bom pada penerbangan Air India dalam perjalanan dari Toronto ke New Delhi, menewaskan semua 329 orang di dalamnya, termasuk 82 anak-anak di bawah usia 13 tahun. Insiden itu tetap menjadi serangan teroris paling mematikan dalam sejarah Kanada.

Menanggapi gerakan tersebut, dan dalam upaya untuk mengakhiri militansi di negara bagian itu, pasukan keamanan India dan polisi Punjab setempat menanggapi dengan kekerasan.

Sementara intelijen Kanada memahami potensi ancaman domestik yang dapat ditimbulkan oleh unsur-unsur Khalistani, ada sedikit keinginan politik untuk mengakui insiden itu sebagai tragedi Kanada.

Pada akhir 1990-an, gerakan Khalistani di India hampir mencapai tahap terakhirnya, tetapi tumbuh menonjol di Kanada.

Gerakan ini memperoleh kebangkitan sejati ketika Justin Trudeau berkuasa dengan beberapa kelompok pro-Khalistani mendukung Partai Liberalnya dalam pemilihan Federal 2015.

Sikap Kanada tentang kebebasan berbicara dan keterbukaan mengarahkan gerakan lebih jauh dan memanfaatkan kelompok-kelompok seperti Sikh untuk Keadilan (SFJ) untuk apa yang disebut Referendum Khalistan.