Jokowi Singgung soal Bioetanol, Tanda Pertalite Bakal Diubah Tahun Depan?
RIAU24.COM -Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintahannya terus melakukan berbagai upaya demi mencegah dampak perubahan iklim dunia.
Dari sisi transisi energi, menurutnya pemerintah akan turut mendorong pengembangan bioenergi dalam hal ini bioetanol dan juga mempercepat pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air.
Presiden Jokowi menyatakan, bahwa saat ini dunia sedang dalam transisi menuju ekonomi hijau lantaran takut terhadap perubahan iklim yang ada.
"Di semua negara ini daur ulang sampah dikerjakan, produk-produk industri hijau dikerjakan, kendaraan listrik semua dibangun di negara yang siap, biodiesel digunakan, bioetanol digunakan, semua berbau green mulai dikerjakan," paparnya saat memberikan sambutan pada Festival LIKE di Indonesia Arena GBK, Jakarta, dikutip Selasa (19/09/2023).
Sebagaimana diketahui, saat ini PT Pertamina (Persero) mengusulkan untuk mengubah Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 90 atau Pertalite menjadi RON 92 atau Pertamax Green 92. Caranya, mencampur Pertalite dengan etanol 7% (E7).
Pencampuran Pertalite dengan etanol 7% itu juga dinilai bisa mengurangi besaran impor BBM. Lantaran bahan baku etanol berbasis dari tumbuhan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa perseroan memiliki 'Program Langit Biru'.
Pihaknya saat ini tengah mengkaji pencampuran bioetanal dengan kadar 7% dengan bensin nilai oktan (RON) 90 atau Pertalite.
Bila ini berhasil, pihaknya memperkirakan ini akan meningkatkan nilai oktan bensin RON 90 menjadi setara RON 92.
"Kita lanjutkan Program Langit Biru tahap 2 dari RON 90 ke 92. Aturan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) minimal oktan yang boleh dijual itu 91, aspek lingkungan, menurunkan emisi karbon, bioetanol bioenergi terpenuhi, dan menurunkan impor. Kami akan keluarkan Pertamax Green 92, Pertalite dicampur etanol 7% jadi 92," ungkap Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI di Jakarta, dikutip Kamis (31/8/2023).
Dia mengatakan, pemanfaatan bioetanol sebagai bioenergi untuk pencampuran ke dalam BBM akan didorong dengan alokasi 700 ribu hektar lahan yang digunakan untuk gula dan akan menambah sebanyak 1,2 juta kilo liter (kl) untuk campuran BBM.
(***)