Menu

Virus Nipah Lebih Dulu Mewabah di Malaysia, Epidemiolog: Ada Potensi Masuk RI

Devi 18 Sep 2023, 17:44
Virus Nipah Lebih Dulu Mewabah di Malaysia, Epidemiolog: Ada Potensi Masuk RI
Virus Nipah Lebih Dulu Mewabah di Malaysia, Epidemiolog: Ada Potensi Masuk RI

RIAU24.COM -  Virus Nipah kembali mewabah di Kerala, India, dua orang dilaporkan tewas. Ini adalah kali keempat Kerala mencatat penyebaran virus mematikan tersebut. Disebut mematikan lantaran angka kematian mencapai 75 persen. Bahkan pada wabah pertama, 21 dari 23 orang yang tertular dilaporkan meninggal.

Ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia menyebut penyebaran virus Nipah di Asia relatif tinggi. Bukan hanya India, jauh sebelum itu Malaysia juga melaporkan penyebaran kasus Nipah yang bermula di peternakan babi.

"Di Indonesia artinya potensinya ada, tetapi ini tentu dalam konteks Indonesia relatif cukup sulit, karena kemampuan mendeteksi masih cukup lemah khususnya infeksi-infeksi baru, karena sistem deteksi kita belum secara memadai diperbaiki setelah pandemi," tutur dia saat dihubungi detikcom Kamis (14/9/2023).

 Tidak hanya menular melalui kontak dengan hewan atau makanan yang terkontaminasi, virus Nipah juga bisa menular antarmanusia. Hal ini perlu menjadi kewaspadaan untuk meningkatkan pengawasan di pintu masuk. Terlebih, masa inkubasi atau munculnya gejala setelah terpapar bisa sampai sebulan atau bahkan 45 hari.

Dicky menjelaskan tidak ada satupun kasus virus Nipah yang mulanya mengeluhkan gejala ringan. Keluhan pasien langsung berada di level sedang hingga berat.

"Seringkali demamnya tinggi dan disertai dengan nyeri kepala, menjadi gejala paling dominan, termasuk nyeri di otot. Umumnya nyeri otot ini di punggung ataupun di leher kemudian ada vertigo yang sering muncul rasa berputar jadi pusing," sambung Dicky.

Jika sudah di tahap serius, pasien bisa mengeluhkan acute respiratory distress yang mengarah ke pneumonia parah.

"Jadi ada gangguan di saluran napas," jelasnya, sembari menekankan keluhan semacam itu bisa disertai kejang, yang berlanjut ke kategori parah alias tidak selamat saat ada peradangan atau inflamasi di otak.

"Yang akhirnya menyebabkan orang jadi seperti bingung sampai koama, kalau sudah koma tidak bisa diselamatkan," pungkasnya.

Dicky mendesak agar surveilans di pintu masuk diperketat dengan mencurigai sejumlah gejala yang mungkin dikeluhkan pendatang, sebaiknya diarahkan untuk lebih dulu dikarantina sembari dilakukan observasi. ***