Ternyata Efek Jalan Kaki Bisa Sedahsyat Ini! Gini Cara Ceknya
RIAU24.COM - Hidup sehat adalah hal yang didambakan oleh banyak orang. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya. Salah satunya, dengan membiasakan gerak fisik seperti sering-sering berjalan kaki.
Ya, aktivitas yang biasa kita lakukan sehari-hari ini memiliki segudang manfaat bagi kesehatan, terutama untuk jantung.
Kalau begitu, apa artinya dengan berjalan kaki seperti biasa sudah cukup untuk memperoleh benefit kesehatannya? Bagaimana cara mengetahui jalan kaki yang kita lakukan efektif untuk kesehatan atau tidak?
Manfaat Jalan Kaki
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Bayushi Eka Putra, SpJP, mengungkapkan dengan berjalan kaki seseorang memiliki risiko 42 persen lebih rendah mengalami kematian akibat serangan jantung. Tak hanya itu, aktivitas fisik seperti berjalan kaki juga bisa melatih jantung sehingga membantu tubuh untuk nantinya beradaptasi dengan aktivitas fisik yang lebih berat.
Selain untuk jantung, berjalan kaki juga bermanfaat untuk meningkatkan sistem metabolisme tubuh.
"Aktivitas tubuh itu sendiri akan mengakibatkan proses metabolisme akan berjalan lebih lancar," ungkapnya saat ditemui detikcom, Rabu (13/9/2023).
"Kedua, otomatis bagian lemak di bagian tubuh itu juga pasti akan berkurang, di mana visceral fat atau lemak di perut itu berpotensi mengakibatkan kondisi insulin resistance atau resistensi insulin. Kalau dibiarkan akan menjadi masalah sindrom metabolik; hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi," paparnya.
Apa Sudah Cukup Jalan Kaki Seperti Biasa?
Pertanyaannya sekarang, apakah berjalan kaki seperti yang kita lakukan sehari-hari sudah cukup untuk mendapatkan manfaat di atas?
Menurut dr Bayushi, berjalan kaki seperti biasa sudah bisa memberikan manfaat untuk jantung, selama sudah mencapai jumlah langkah tertentu.
"Paling nggak minimal jangan sampai di bawah 4.000, atau paling nggak minimal di atas 6.000 lah. Jadi paling nggak 6.000 tercapai itu udah lumayan. Tapi lebih bagus lagi kalau bisa ningkatin perlahan-lahan, paling nggak mungkin dibuat aja tiga hari atau empat hari dalam seminggu dibuat di atas 10.000," terangnya.
Sementara itu, atlet olahraga jalan cepat Hendro Yap mengatakan salah satu faktor yang membuat jalan kaki sebagai olahraga adalah intensitasnya.
"Intensitasnya itu berbicara kepada kecepatan berjalannya. Jadi kecepatan berjalannya, terus juga panjang langkahnya itu juga mempengaruhi," katanya.
Bagaimana Cara Tahu Jalan Kakinya Sudah Efektif atau Belum?
Sudah sering berjalan kaki, tapi yakin sudah efektif? Dihubungi secara terpisah, spesialis kedokteran olahraga dr Anita Suryani, SpKO, mengungkapkan ada cara sederhana untuk mengetahui jalan kaki yang dilakukan sudah 'nendang'.
"Penilaian subjektif, pakai tes bicara. Istilahnya kalau napas itu nggak pakai usaha. Kalau intensitas sedang, dia udah nggak bisa nyanyi tapi masih bisa ngobrol, napasnya mulai engap. Intensitas berat ketika sudah tidak bisa bernapas, enggak bisa ngomong lagi," tuturnya.
Di sisi lain, dr Bayushi mengatakan efektivitas juga bisa dicek dengan menggunakan alat pemantau heart rate. Dengan menggunakan alat tersebut, seseorang juga bisa mengetahui batasan fisiknya.
"Ketika kita berolahraga yang lebih berat, intensitas lebih berat, dan sudah terbiasa dengan beban seperti itu, nanti perhatiin, heart ratenya turun. Jadi kalau kita berolahraga dan terbiasa berolahraga di zona itu, heart rate akan turun, dan otomatis secara naluriah kita akan berusaha mencapai heart rate tersebut lagi dengan meningkatkan increamental beban dari apa yang mau kita capai sebelumnya," paparnya.
"Jadi pakai monitoring itu supaya kita bisa tahu badan kita sendiri. Misalnya kita jalan nih, udah sampai zona 2-3, atau zona 4 bahkan, udah tahan di situ. Terus jalan kaki sekitar setelah sebulan lagi zona saya udah turun nih pas jalan, padahal sama dengan yang sebelumnya. Karena badan kita udah beradaptasi dengan hal tersebut. Saya berarti harus naikin lagi bebannya, tujuannya di sana sebenarnya," pungkasnya. ***