Viral Jengkol Bikin Rusak Ginjal, Mitos atau Fakta Sih? Dokter Bilang Gini
RIAU24.COM - Beberapa waktu terakhir, viral unggahan video yang menyebut kebanyakan makan jengkol bisa memicu kerusakan ginjal. Lantas faktanya, benarkah hidangan dengan dengan aroma yang khas ini bisa menimbulkan bahaya pada tubuh jika dikonsumsi berlebihan?
Konon zat jengkolic acid atau asam jengkolat membuat jengkol memiliki aroma yang khas dan menyengat. Katanya, bahan inilah yang dapat memicu terjadinya kerusakan ginjal. Asam jengkolat merupakan sejenis asam amino yang terkandung dalam biji jengkol. Endapan asam jengkolat yang dapat membentuk kristal berujung runcing, bisa melukai pembuluh darah di ginjal dan saluran kencing.
Menanggapi hal tersebut, spesialis penyakit dalam dan Chairman Junior Doctors Network Indonesia (JDN), dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K) mengatakan jengkol memang memiliki kandungan jengkolic acid yang bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Selain itu dr Koko juga menjelaskan bahwa konsumsi jengkol secara berlebihan dapat berisiko, namun hal ini tidak berlaku untuk semua orang tergantung pada kondisi genetik.
Pada sebagian orang jengkolic dapat mengiritasi kulit dan begitu masuk ke ginjal dapat menyebabkan nefropati atau kerusakan ginjal. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak mampu memetabolisme zat-zat di dalam jengkol yang memicu munculnya kristal di ginjal.
"Kristal jengkolic acid dalam tubuh bentuknya seperti serpihan batu. Ketika zat tersebut dibuang melalui urine itu agak mirip susu. Kemudian melukai saluran kencing hingga terjadi Hematuria, kencing berdarah. Serta timbul rasa nyeri di pinggang seperti diiris." jelas dr Koko saat dihubungi tim detikcom.
"Inilah fase akut dari kerusakan ginjal. Sebaiknya langsung periksa ke dokter agar segera ditangani," tambahnya.
Dihubungi secara terpisah, spesialis urologi, dr Nur Rasyid, SpU menjelaskan, kandungan asam jengkolat yang masuk ke lambung akan diserap, kemudian masuk ke aliran darah hingga masuk ke ginjal. Pada ginjal, jengkol bisa mengkristal di beberapa tempat di dalamnya. Gejala gangguan ginjal yang ditimbulkan setelah konsumsi jengkol berbeda dari tempat kerusakannya. Apabila gangguan ginjal terjadi di tubulus, pasien bisa sama sekali tidak bisa mengeluarkan urine.
Sementara ketika asam jengkolat yang mengkristal menyumbat saluran tubulus di ginjal, gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sakit pinggang, dan keringat dingin seperti gejala batu ginjal
"Bisa juga kencing berdarah, kalau itu bisa karena terjadi di penyaringan. Jengkol ini bisa memicu jengkolan yang bikin sakit pinggang itu karena kristalisasinya," ujar dr Nur Rasyid.
Meski demikian hingga kini masih belum diketahui secara pasti berapa jumlah konsumsi jengkol yang dapat memicu kerusakan ginjal. Terlebih lagi bukan hanya karena makan jengkol, penyakit ginjal juga bisa muncul karena metabolisme yang buruk pada tubuh.
"Makan jengkol tiap hari dan sampai berapa lama dia mengalami kerusakan ginjal itu belum ada ujinya," kata dr Koko.
Sehingga untuk mencegah kerusakan ginjal yang bisa ditimbulkan, penting agar selalu menjaga hidrasi dan cukupi kebutuhan air putih saat mengkonsumsi jengkol. Selain itu memonitor kondisi kesehatan sangat penting dilakukan bagi pasien diabetes atau hipertensi, karena kondisi tersebut juga dapat mempercepat kerusakan ginjal. ***