Petani Binaan RAPP Raup Untung dari Nanas Madu
Keberhasilan para petani dampingan RAPP di desa Kuala Panduk menciptakan efek ganda (multiplier effect) dan menginspirasi warga desa lainya untuk ikut membudidayakan nanas madu. Pemerintah desa Kuala Panduk turut bergerak dengan membangun pusat pengolahan diversifikasi produk turunan nanas madu untuk menunjang program OVOC di desa mereka. Desa Kuala Panduk saat ini dikenal sebagai desa sentra nanas madu.
Kepala Desa Kuala Panduk, Tomjon mengapresiasi program budidaya nanas madu yang diinisiasi oleh RAPP.
"Pemerintah Desa mendukung penuh program pertanian yang dijalankan RAPP, harapan kami semoga desa Kuala Panduk menjadi sentra penghasil buah nanas segar, dan juga ada produk hilirnya nanti. Kami sudah mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Pertanian kab. Pelalawan yaitu pembangunan rumahproduksi pasca panen," ujar Tomjon.
Pendampingan petani yang dilakukan oleh RAPP merupakan bagian dari program One Village One Commidity (OVOC) untuk memandirikan masyarakat desa dengan optimalisasi potensi sumber daya, baik manusia dan alamnya.
CD Operational Manager RAPP Sundari Berlian mengatakan bahwa program Nanas Madu di desa Kuala Panduk juga merupakan replikasi keberhasilan program OVOC di desa Penyengat Kabupaten Siak.
"Semoga program budidaya nanas madu di Kuala Panduk bisa mengantarkan desa ini menjadi desa sentra nanas madu, diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan petani" ucap Sundari Berlian