Menu

Perang Rusia-Ukraina: Pejabat Rusia Ngamuk ke Amerika soal Sumbangsih ke Kyiv 

Zuratul 8 Sep 2023, 09:54
Perang Rusia-Ukraina: Pejabat Rusia Ngamuk ke Amerika soal Sumbangsih ke Kyiv . (AnadoluAjansi/Vladimir Putin/Foto)
Perang Rusia-Ukraina: Pejabat Rusia Ngamuk ke Amerika soal Sumbangsih ke Kyiv . (AnadoluAjansi/Vladimir Putin/Foto)

RIAU24.COM - Perang Rusia-Ukraina sampai detik ini masih terus terjadi. 

Pejabat Rusia murkam ke Amerika Serikat (AS) usai negera itu memasok senjata uranium ke Ukraina. 

Sebelumnya, Pentagon mengumumkan bantuan kemanab tambahan sebesar US175 juta untuk Kyiv pada Rabu, yang mencakup amunisi uranium untuk tank Abrams buatan AS.

"Ini bukan sebuah langkah eskalasi, tapi ini adalah cerminan terhadap dampak lingkunagan dari penggunaan amunisi semacam ini di zona pertempuran," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusiam Sergei Ryabkov, menurut kantor berita Rusia TASS. 

"Faktanya, ini adalah tindakan kiriminal, saya tidak bisa memeberikan penilaian lain," tambahnya. 

"Sekaramng tekanan ini menjadi sangat berbahaya dan berada di ambang konflik bersenjata langsung antara negara-negara nuklir," tegasnya. 

Kedutaan Besar Rusia di AS juga memberikan pernyatan resmi.

Perwakilan Putin mengatakan tindakan tersebut adalabh "indikator ketidakmanusiawian".

Amunisi uranium terkenal dengan kepadatannya yang tinggi. Ini memiliki kemampuannya untuk menembus kendaraan lapis baja berat sehingga sangat efektif melawan tank.

Dalam perang Rusia-Ukraina, amunisi uranium telah dikirimkan Inggris lebih dulu di awal tahun ke Kyiv.

Namun pengiriman oleh AS adalah yang pertama kali dan memicu kekhawatiran akan bahayanya ke warga sipil.

Sebenarnya AS sempat menggunakan amunisi uranium pada Perang Teluk tahun 1990 dan 2003 serta pengeboman NATO di bekas Yugoslavia pada tahun 1999.

Keberadaan residu uranium yang tersebar di lingkungan diyakini bisa menimbulkan bahaya radiologis bagi penduduk di wilayah yang terkena dampak.

Di sisi lain, serangan terus menjadi-jadi di kota-kota Rusia. 

Militer Presiden Vladimir Putin dilaporkan menembak jatuh beberapa drone di kota Rostov-on-Don di barat daya Rusia, dan dekat perbatasan dengan Ukraina, bahkan memberlakukan keadaan darurat di lokasi tersebut.

Penduduk bahkan dievakuasi. Moskow dan Bryansk juga menjadi sasaran serangan terpisah.***