Ini Kata Presiden Afrika Selatan Pasca AS Klaim Negaranya Ada Kesepakatan Senjata dengan Rusia
RIAU24.COM - Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa mengatakan pada hari Minggu (3 September) bahwa negaranya tidak mengirim senjata ke Rusia, mengutip hasil penyelidikan independen yang dipimpin oleh seorang pensiunan hakim.
Sebelumnya pada bulan Mei, duta besar AS untuk Afrika Selatan Reuben Brigety menempatkan kucing di antara merpati dengan mengklaim bahwa sebuah kapal kargo Rusia telah berlabuh di dekat Cape Town pada Desember 2022 dan memuat senjata untuk dibawa pulang.
Tuduhan itu memicu pertikaian diplomatik antara AS dan Afrika Selatan dan juga mempertanyakan netralitas Afrika Selatan dalam perang Rusia-Ukraina.
Hasil investigasi
Dalam pernyataannya, Ramaphosa mengatakan tuduhan itu memiliki beberapa konsekuensi bagi reputasi global Afrika Selatan.
"Panel menemukan bahwa tidak ada bukti untuk mendukung klaim bahwa kapal mengangkut senjata dari Afrika Selatan yang ditujukan untuk Rusia," katanya dalam pidato kepada negara itu.
"Tidak ada izin yang dikeluarkan untuk ekspor senjata dan tidak ada senjata yang diekspor," katanya, seraya menambahkan bahwa tuduhan tak berdasar itu juga berdampak merusak ekonomi Afrika Selatan.
"Ketika semua masalah dipertimbangkan, tidak ada tuduhan yang dibuat tentang pasokan senjata ke Rusia yang terbukti benar," kata Ramaphosa.
"Tak satu pun dari orang-orang yang membuat tuduhan ini dapat memberikan bukti untuk mendukung klaim yang telah dilontarkan terhadap negara kita," tambahnya lagi.
Ramaphosa menyebutkan bahwa kapal itu telah tiba di pangkalan angkatan laut untuk mengirimkan peralatan yang telah dibeli untuk Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan pada tahun 2018, melalui entitas pengadaan senjata Afrika Selatan, Armscor.
Dia menjelaskan bahwa dia tidak dapat mengungkapkan rincian tentang peralatan khusus yang diturunkan karena kekhawatiran bahwa informasi tersebut dapat membahayakan misi militer penting dan membahayakan nyawa tentara Afrika Selatan.
Menanggapi tuduhan yang dilontarkan pada bulan Mei, pihak berwenang Afrika Selatan dengan cepat membantah tuduhan tersebut, mendorong Ramaphosa untuk memulai penyelidikan independen yang dipimpin oleh seorang pensiunan hakim.
(***)