Penghasilan Rusia Dari Minyak Tetap Rendah Karena Biaya Perang Meningkat
RIAU24.COM - Ketidakstabilan rubel Rusia mengungkapkan kelemahan dalam ekonomi Presiden Valdimir Putin yang bungkam, yang segera diperbaiki oleh tim ekonomi Kremlin, memungkinkan mata uang untuk sementara mendapatkan kembali stabilitasnya, The Associated Press melaporkan.
Ekonomi Rusia dilanda tantangan yakni bagaimana membiayai militer tanpa melemahkan mata uang nasional dan memanaskan ekonomi dengan inflasi.
Laporan mengatakan bahwa tambalan, kenaikan suku bunga darurat, tidak dapat menyelesaikan masalah ini.
Beberapa kemunduran ekonomi jelas, terutama untuk sektor otomotif ketika produsen Barat berhenti melakukan bisnis di Rusia. Namun, impor mobil China terus meningkat.
Meskipun sangat mahal dan dibatasi oleh pembatasan visa dan maskapai penerbangan, orang kaya terus mengelolanya dan mereka yang berpenghasilan rendah tidak mampu membelinya.
Rusia, sebagai salah satu eksportir minyak terbesar di dunia, sekarang berada di bawah tekanan untuk mendevaluasi mata uangnya karena sanksi Barat yang mengurangi jumlah uang yang dihasilkannya dari mengekspor minyak.