Cerebral Palsy: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
RIAU24.COM - Penyakit cerebral palsy adalah kondisi kronis yang terjadi akibat kerusakan otak. Laman Universitas Airlangga (Unair) menjelaskan keadaan ini ditandai gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh.
Otak pada pasien cerebral palsy disebut belum matang dan berkembang. Kondisi ini terjadi pada masa kehamilan dan proses persalinan, yang mengakibatkan kerusakan atau gangguan pada perkembangan otak.
Cerebral palsy tidak bisa diobati dan bersifat seumur hidup. Pasiennya harus mengalami penanganan terus menerus untuk melanjutkan kehidupan. Begitu fatalnya penyakit ini sehingga harus dihindari calon orang tua.
Dikutip dari repository Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), WHO menjelaskan cerebral palsy sebagai kelainan otak yang terjadi sepanjang hidup. Gangguan ditandai dengan kesulitan mengawasi gerakan, posisi, dan fungsi tubuh.
Gangguan ini disertai dengan kesulitan bicara, melihat, dan mengendalikan otot. Kondisi lainnya adalanya tubuh yang kaku, lumpuh, kecerdasan minim, dan gangguan saraf yang lain. Cerebral palsy tidak ada obatnya namun perawatan teratur dpat meningkatkan fungsi saraf, yang mengatur pergerakan otot tubuh.
Gejala Cerebral Palsy
Dilansir dari Jurnal Kesehatan Karya Husada, berikut beberapa gejala dari cerebral palsy:
- Saat lahir tampak pasif
- Jarang bergerak atau tidur terus
- Bentuk kepala sebagian membesar
- Tungkai atas dan bawah lemas
- Usia 3 bulan belum mengangkat kepala
- Usia 4 bulan tidak dapat memegang benda
- Usia 6 bulan belum tengkurap
- Usia 10 bulan belum dapat duduk sendiri
- Usia 24 bulan belum dapat berdiri.
- Untuk waktu timbulnya gejala cerebral palsy, sebanyak 70% keluarga atau ibu mendeteksi cerebral palsy ketika anak berusia 12-24 bulan. Sedangkan, 30% keluarga mendeteksi adanya CP ketika anak berusia kurang dari 6 bulan.
Penyebab Cerebral Palsy
Dilansir dari repository Universitas Kristen Satya Wacana, berikut penjelasan terkait penyebab cerebral palsy:
Gangguan di dalam kandungan (prenatal)
Ada beberapa hal yang berisiko mengakibatkan cerebral palsy ketika dalam kandungan. Misal ibu kurang memperoleh asupan bergizi selama hamil. Kondisi ini dapat mempengaruhi pembentukan otak bayi.
Gangguan lain adalah saat ibu sakit atau terkena infeksi virus saat otak janin mulai terbentuk. Kondisi ini meningkatkan risiko kerusakan otak yang berdampak pada saraf dan kemampuan motorik anak
Gangguan saat persalinan
Persalinan yang terlalu lama dan sulit hingga dibantu alat berisiko mengakibatkan cedera di otak dan kepala. Cedera yang akhirnya menjadi cerebral palsy ini berdampak seumur hidup bagi anak.
Gangguan saat janin sudah dilahirkan
Risiko cerebral palsy pada janin yang sudah dilahirkan terjadi saat persalinan terlalu lama. Daerah otak janin kekurangan oksigen, apalagi ditambah kondisi terlilit tali pusar sehingga bayi sulit bernapas.
Bayi yang akhirnya lahir memilik berat badan rendah kurang dari dua kilogram. Janin berisiko mengalami radang selaput otak, panas tinggi, hingga akhirnya mengalami lumpuh otak.
Hingga saat ini, penyebab cerebral palsy yang pasti belum diketahui. Namun menghindari berbagai kondisi yang bisa mengakibatkan cerebral palsy, dapat menekan risiko bayi terkena cerebral palsy.
Pengobatan Cerebral Palsy
Sebagai catatan, pengobatan cerebral palsy tidak lantas menyembuhkan penyakit. Pengobatan bertujuan melatih otot
Dilansir dari repository UMM, terdapat beberapa pengobatan untuk cerebral palsy:
1. Aspek Medis
Pemberian makanan yang bergizi
Gizi yang baik diperlukan untuk setiap anak. Khususnya, bagi penderita cerebral palsy karena sering terdapat kelainan pada gigi, sukar untuk menyatakan keinginan untuk makan, dan kesulitan menelan.
Medikamentosa
Pemberian obat-obatan bertujuan untuk memperbaiki gangguan tingkah laku, neuro-motorik, dan untuk mengontrol serangan kejang.
Pembedahan ortopedi
Banyak yang dapat dibantu dengan bedah ortopedi, misalnya tendon yang memendek akibat kekakuan/spastisitas otot, rasa sakit yang terlalu mengganggu dan lain-lain yang dengan fisioterapi tidak berhasil.
Fisioterapi
Fisioterapi merupakan salah satu terapi dasar bagi penderita CP. Fisioterapi dilakukan sepanjang hidup. Terdapat dua jenis, yaitu teknik tradisional dan juga motor function training.
Terapi okupasi
Terapi okupasi adalah latihan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, evaluasi penggunaan alat-alat bantu, latihan keterampilan tangan, dan sebagainya.
Ortotik
Latihan ini menggunakan brace dan bidai, tongkat ketiak, tripod, walker, dan lain-lain. Umumnya, program bracing bertujuan untuk tungkai dan tubuh, mencegah kontraktur, mencegah kembalinya deformitas setelah operasi, dan agar tangan lebih berfungsi.
Terapi wicara
Terapi wicara dilakukan oleh terapis dengan berbagai latihan. Mulai dari mengucapkan benda-benda anggota tubuh, suku kata, dan kalimat dengan pengucapan huruf hidup/vocal.
Psikolog
Psikolog dibutuhkan untuk membantu penderita dan keluarga menghadapi tekanan khusus dan kebutuhan dari penderita CP.
2. Aspek non Medis
Pendidikan
Umumnya pendidikan untuk penderita CP adalah pendidikan khusus (sekolah luar biasa). Sebaiknya mereka diperlakukan sama seperti anak yang normal. Selain itu, sebaiknya orang tua tidak melindungi anak secara berlebihan.
Pekerjaan
Tujuan dari rehabilitasi adalah agar penderita dapat bekerja produktif dan berpenghasilan untuk membiayai hidupnya. Pemberian keselamatan kerja tetap dibutuhkan oleh penderita CP.
Problem dan pekerja sosial
Apabila terdapat masalah sosial, diperlukan peranan pekerja sosial untuk membantu penderita CP dan keluarga hidup dalam komunitas dan bermasyarakat.
Itulah tadi penjelasan singkat mengenai cerebral palsy. Semoga bermanfaat ya!