RIAU24.COM - Jepang pada hari Jumat (18 Agustus) mengacak jet tempurnya setelah dua pesawat pengumpul informasi IL-38 Rusia terlihat terbang di dekat perbatasan maritimnya di Laut Jepang, Reuters melaporkan.

Rusia dan China mengadakan latihan angkatan laut bersama di Laut China Timur.

"Kapal angkatan laut Rusia dan China telah bersama-sama berpatroli di Samudra Pasifik dan mengadakan latihan angkatan laut di Laut China Timur," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

"Di Laut Cina Timur, sebuah latihan dilakukan untuk mengisi kembali kapal-kapal dengan pasokan air dan bahan bakar dari kapal-kapal pendukung," kata kementerian itu.

"Satu detasemen kapal Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut PLA saat ini beroperasi di perairan Laut Cina Timur dan telah menempuh lebih dari 6.400 mil laut sejak awal patroli," tambahnya.

Latihan anti-kapal selam dilakukan

Kementerian pertahanan Rusia juga mengatakan bahwa kedua negara melakukan latihan anti-kapal selam.

“Kedua angkatan laut menangkis simulasi serangan udara musuh, melakukan pelatihan penyelamatan di laut dan berlatih lepas landas dan pendaratan helikopter di geladak kapal perang,” bunyi pernyataan itu.

Sebelumnya, Jepang melihat kapal angkatan laut Rusia dan China berlayar di dekat pulau Okinawa dan Miyako di Jepang selatan pada hari Kamis (17 Agustus).

Aktivitas Terbaru di dekat pulau-pulau Jepang

Sebanyak enam kapal China, termasuk kapal perusak rudal, dan lima kapal Rusia, beberapa di antaranya adalah kapal perusak, melintasi antara Pulau Okinawa Jepang dan Pulau Miyako sebelum melanjutkan perjalanan menuju Laut China Timur pada hari Kamis, menurut kementerian pertahanan Jepang.

Ini terjadi hanya sehari sebelum KTT Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang dijadwalkan dengan rekan-rekan dari Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk mengatasi meningkatnya ketegangan di kawasan Indo-Pasifik.

Namun, kapal-kapal itu tidak melanggar perairan teritorial Jepang.

Hubungan Jepang-Rusia

Hubungan Jepang dengan Rusia memburuk sejak invasi Moskow ke Ukraina yang dimulai 18 bulan lalu. Tokyo, sejalan dengan sekutu Baratnya, telah menjatuhkan sanksi terhadap Moskow dan memberikan bantuan kemanusiaan yang substansial ke Kyiv.

Sementara itu, China telah memperkuat hubungan politik dan ekonominya dengan Rusia, sambil menegaskan pendiriannya sebagai pihak netral dalam konflik dan advokat untuk perdamaian.

(***)