Gedung Putih Akan Meluncurkan Kontes Berbasis AI, Berharap Perbaiki Kekurangan Dalam Sistem Keamanan
RIAU24.COM - Gedung Putih pada hari Rabu merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa mereka telah datang dengan kontes cyber jutaan dolar untuk merangsang penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk mengetahui dan memperbaiki kekurangan dalam sistem keamanan infrastruktur pemerintah Amerika Serikat.
"Keamanan siber adalah perlombaan antara pelanggaran dan pertahanan," kata Anne Neuberger, wakil penasihat keamanan nasional pemerintah AS untuk dunia maya dan teknologi baru.
"Kami tahu aktor jahat sudah menggunakan AI untuk mempercepat identifikasi kerentanan atau membangun perangkat lunak berbahaya," tambahnya dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Baru-baru ini, beberapa organisasi di Amerika Serikat, dari kelompok perawatan kesehatan hingga perusahaan manufaktur dan lembaga pemerintah, telah menjadi korban serangan peretasan.
Komentar Neuberger tentang kecerdasan buatan agak mirip dengan yang dibuat oleh kepala cybersecurity Kanada Samy Khoury bulan lalu.
Dia mengatakan bahwa agensinya telah menyaksikan AI dikerahkan untuk hal-hal seperti membuat email phishing, menulis kode komputer berbahaya dan menyebarkan disinformasi.
Gedung Putih merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa kontes dua tahun itu mencakup sekitar $ 20 juta hadiah dan akan diantar oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), badan pemerintah Amerika Serikat yang bertugas menciptakan teknologi untuk keamanan nasional.
Pemerintah mengatakan bahwa raksasa teknologi di garis depan revolusi AI yang meliputi Google Alphabet, Anthropic, Microsoft, dan OpenAI, akan membuat sistem mereka tersedia untuk tantangan tersebut.
"Tujuan kami dengan tantangan DARPA AI adalah untuk mengkatalisasi komunitas pembela siber yang lebih besar yang menggunakan model AI yang berpartisipasi untuk berlomba lebih cepat – menggunakan AI generatif untuk meningkatkan pertahanan siber kami," kata Neuberger.
“Open Source Security Foundation (OpenSSF), sekelompok ahli AS yang berusaha meningkatkan keamanan perangkat lunak open source, akan bertanggung jawab untuk menjamin kode perangkat lunak pemenang segera digunakan," kata pemerintah AS.
(***)