Benarkan Punya Hobi Selfie dan Selalu Mengumbar ke Sosial Media Bentuk Gangguan Mental?
RIAU24.COM - Berfoto selfie atau berswafoto lalu mengunggahnya ke akun media sosial memang bukan hal yang aneh, ya. Tetapi, tahu nggak, sih? Kalau dilakukan secara berlebihan, hal tersebut bisa berdampak buruk bagi diri sendiri, lho. Nah, fenomena ini disebut dengan selfitis.
Selfitis adalah istilah untuk menggambarkan perilaku seseorang yang kecanduan foto selfie dan mengunggah ke akun media sosialnya. Kondisi ini bukan termasuk gangguan mental, melainkan bentuk perilaku narsisme yang bisa berkembang menjadi penyakit mental jika tidak disikapi dengan baik.
Dilansir dari idntimes.com, ternyata ada 3 tanda gangguan mental akibat medsos, ini penjelasannya.
1. Hobi selfie dan selalu mengumbarnya ke sosial media.
Jika kamu sering berfoto selfie dan secara terus menerus mengunggahnya ke media social, bias jadi kamu adalah seorang yang narsis atau mengidap gangguan mental “Narcissictic Personality Disorder”. Pada penderita gangguan mental ini sangat mengagumi dirinya sendiri dan ingin perhatian semua orang tertuju padanya.
2. Terobsesi dengan jumlah like dan komentar
Ketika kamu mulai sering mengecek jumlah like dan komentar dalam postinganmu serta kecewa dengan jumlah like dan komentar dalam postinganmu, maka harus diwaspadai. Hal ini bias menjadi tanda bahwa kamu mengidap “Social Media Anxiety Disorder”. Gangguan mental ini sering disebuyt kecanduan, tetapi lebih berbahaya.
3. Tidak suka melihat postingan kebersamaan teman yang tidak mengikutsertakan dirimu.
Sosial media memang menjadi salah satu tempat untuk membagikan momen. Jika kamu merasakan perasaan tersebut secara berlebihan, maka kamu perlu berhat-hati. Bisa jadi kamu mengidap penyakit “Borderline Personality Disorder”. Dalam tingkatan yang lebih parah, penderita memiliki perasaan kecewa seolah-olah merasa tersingkir atau ditinggalkan ketika momen kebersamaan teman-teman tidak mengikutsertakan dirinya.
Untuk mencegahnya, cobalah belajar konsep penerimaan diri sendiri alias self-love, sehingga kamu bisa lebih bisa mensyukuri kelebihan dan kekurangan diri. Kamu pun diharapkan bisa merasa bahagia tanpa embel-embel filter atau jumlah 'like'.