Ada Politikus PDIP Dibelakang Penolakan Rocky Gerung di Acara Diskusi Politik Sleman
RIAU24.COM - Akademisi, Filsuf dan Pengamat Politik Rocky Gerung atau yang kerap di sapa Bung Rocky batal mengisi acara di sebuah acara diskusi politik di sebuah café, daerah Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY, Rabu malam.
Lokasi acara bertajuk Millenial Effect: Ngobrol Perubahan Indonesia itu sudah ramai dikerubungi massa sebelum acara digelar.
Terdengar dari arah kerumunan suara penolakan akan kehadiran Rocky Gerung. Kelompok masyarakat yang datang sebelum acara dimulai itu menolak kehadiran Rocky Gerung karena dinilai telah menghina Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Rocky Gerung pun akhirnya balik kanan batal berbicara dalam acara diskusi tersebut.
Di antara massa penolak Rocky Gerung itu terlihat pula ada anggota DPR RI yang juga politikus PDIP MY Esti Wijayati. Namun, dia mengklaim massa yang hadir bukanlah barisan atau simpatisan parpol, melainkan murni masyarakat DIY.
"Elemen, ini masyarakat (yang menolak). Saya juga masyarakat DIY," kata Esti di lokasi.
Pihaknya mengklaim tak pernah melarang masyarakat berserikat. Kendati demikian, Esti menyesalkan panitia memilih untuk mengundang narasumber yang baginya tak beradab dan tidak berbudaya.
"Kita sudah tahu bahwa Rocky Gerung yang mau hadir di acara malam ini adalah dia yang sudah menghina Jokowi, presiden. DIY ini kota yang beradab dan berbudaya. Kami tidak membiarkan dia akademisi yang harusnya cerdas, tapi harus dilandasi dengan adab dan budaya yang baik, yang sudah mengkata-katai presiden," kata Esti.
Esti mengatakan hasil audiensi pihaknya dan panitia akhirnya memutuskan acara diskusi tetap berjalan namun tanpa kehadiran Rocky Gerung.
Mulanya pihak panitia mencoba berembuk dengan massa penolak Rocky Gerung tersebut, bahkan hingga mengajak aparat keamanan untuk turut beraudiensi. Namun, massa penolak Rocky Gerung itu bersikeras tak mau berembuk.
"Dari pihak menolak sempat rembukan dengan saya, mengatakan, 'kami tidak rela Rocky sebagai orang yang tidak beradab karena pernah mengucapkan kata-kata yang mungkin anda semua sudah paham'. Dianggap itu tidak beradab. Kami menghargai lah keberatan [massa penolak]," kata Bambang Harianto, selaku ketua panitia lokal acara, Sleman, Rabu malam.
Bambang mengutarakan, panitia lalu mengundang aparat keamanan untuk turut mendengar keberatan dari kelompok penolak. Menurutnya, kepolisian sempat mengajak berdiskusi empat mata dengan kelompok tersebut.
"Ternyata pihak yang menolak bersikeras, makanya diajak bicara empat mata oleh aparat keamanan, Pak Kapolres, tetap tidak mau," bebernya.
Akhirnya karena ajakan dialog selalu mental, Rocky pun memilih balik kanan dari lokasi acara tersebut dan batal menjadi pengisi diskusi. Acara diskusi itu sendiri tetap berjalan walau Rocky batal tampil.
"Ya sudah, Rocky yang sudah terlalu lama menunggu di luar akhirnya pulang. Kami sampaikan kepada yang sudah hadir, acara tetap jalan tapi tanpa kehadiran Rocky Gerung," sambungnya.
Dia mengatakan Rocky sebenarnya saat itu sudah berada sangat dekat dengan lokasi acara, namun tertahan sekitar 15-20 menit sebelum akhirnya mengatakan, 'Ya sudah, saya pulang'.
Panitia yang memilih menghindari terjadinya gesekan antarmasyarakat selanjutnya memilih menghadirkan pembicara lain sebagai penggantinya.
Bambang menjelaskan, diskusi ini adalah bentuk kerjasama antara Kuning Ijo Biru (KIB) dan Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) yang mulanya menentukan tanggal acara pada 19 Juli 2023 lalu setelah mempersiapkan dua pekan sebelumnya.
Di luar lokasi acara untuk mengantisipasi gesekan, pada Rabu malam tadi setidaknya 255 polisi berjaga-jaga. Berdasarkan pantauan, petugas masih melakukan pengamanan hingga sekitar 21.30 WIB.
Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardy mengatakan, ada sebanyak 255 personelnya yang diturunkan untuk mengamankan jalannya acara.
"Apapun yang menjadi keputusan panitia, kepolisian akan mengamankan jalannya acara ini dan kita akan pastikan tidak ada gangguan kamtibmas yang diakibatkan oleh gesekan antarmasyarakat," kata Ardy di lokasi acara.
Ardy menegaskan bahwa pengamanan ini merupakan prosedur tetap dan bukan karena adanya potensi ancaman. Kehadiran petugas salah satunya juga guna mengatur arus lalu lintas serta para peserta untuk acara yang sudah berizin kepolisian ini.
(***)