Wanita 20 Tahun Kena Stroke, Gejala Awalnya Sakit Kepala dan Nyeri Leher-Bahu
RIAU24.COM - Seorang wanita mengeluhkan sakit kepala yang ternyata berujung stroke di usia 20 tahun. Wanita bernama Esmae Hodgetts itu tak menyadari bahwa gejala yang dialaminya menyebabkan kondisi yang sangat fatal.
Tak hanya sakit kepala, ia juga merasakan sengatan kecil yang muncul di bahu dan lehernya, tepat seminggu sebelum stroke terjadi. Namun, Esmae tidak pernah mengetahui penyebabnya.
Esmae mengaku dirinya sehat dan bugar. Tapi, ia tidak pernah menyangka jika penyakit yang dianggap lebih sering dialami pada orang yang lebih tua, bisa terjadi pada dirinya.
"Itu (stroke) bisa terjadi pada anak muda," kata perawat gigi dari Chesterfield itu, dikutip dari Daily Mail, Selasa (1/8/2023).
"Aku hanya kurang beruntung," lanjutnya.
"Itu sangat intens rasanya seperti sakit menusuk di kepala saya dan menjalar ke leher saya," ungkap dia.
Namun, Esmae pergi ke klinik pada keesokan harinya. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa gejala yang dialaminya itu menandakan penyakit serius. Sebelum pingsan, ia merasakan sakit yang hebat di leher dan bahunya.
Esmae tidak mengetahui penyebab dari kondisinya itu. Dokter juga tidak menyadari bahwa wanita itu terkena stroke selama hampir dua hari, karena kurangnya gejala yang jelas.
"Bahkan tim stroke terkejut ketika hasil MRI kembali mengungkapkan saya terkena stroke," ujar Esmae.
Dia tidak mengalami efek samping panjang yang serius pasca stroke. Penglihatan, koordinasi tubuhnya, hingga ucapannya tidak menunjukkan adanya pengaruh dari kondisinya itu.
Saat ini, Esmae sudah bisa terlepas dari obat pengencer darah yang diresepkannya setelah diagnosisnya. Namun, dia masih mengalami vertigo dan merasa ketakutan jika stroke itu bisa terjadi lagi.
"Saya tidak bisa melakukan apa yang biasa saya lakukan lagi, saya tidak bisa keluar dan minum dengan teman-teman saya lagi, saya tidak bisa makan yang tidak sehat, dan saya harus membuat beberapa perubahan," katanya.
Meski sebelumnya Esmae hanya minum alkohol sesekali, ia kini mengubah total pola hidupnya. Salah satunya merombak program dietnya.
"Saya makan jauh lebih sehat, dan saya tidak minum sama sekali karena saya bahkan tidak ingin mengambil risiko merasa pusing dan itu membuat saya cemas karena sekarang, saya takut melakukan apapun, tidak ada alasan untuk itu. akan terjadi," pungkasnya. ***