Status Keadaan Darurat Diperpanjang, Junta Myanmar Ingkari Janji Pemilu Sejak Kudeta
Mimpi buruk yang tak kunjung usai
Tentara memerintah Myanmar selama beberapa dekade setelah kemerdekaan dari Inggris pada 1948, dan mendominasi ekonomi dan politik negara bahkan sebelum kudeta.
Myanmar tetap terperosok dalam ledakan bom dan pertempuran mingguan, dengan ribuan warga sipil terjebak dalam kekerasan tersebut.
Pada hari pengumuman satu orang tewas dan sekitar 12 lainnya luka-luka dalam ledakan di dekat pos pemeriksaan di tenggara, menurut seorang pejabat.
"Mimpi buruk bagi rakyat Myanmar tidak pernah berakhir adalah satu hal yang harus diambil oleh pengamat dari pengumuman junta SAC terbaru ini," kata Phil Robertson, Wakil Direktur wilayah Asia dari Human Rights Watch, kepada AFP, menggunakan singkatan nama resmi junta.
"Junta militer siap berjuang sampai akhir untuk mempertahankan kekuasaan, terlepas dari berapa banyak darah yang ditumpahkan dan penderitaan yang ditimbulkan."