Klaim Laporan: China Memeras Pengungsi Uighur yang Tinggal di Luar Negeri Untuk Memata-matai Aktivis HAM
RIAU24.COM - Setelah menaklukkan penduduk Uyghur dengan menyiksa dan menakut-nakuti kamp konsentrasi, China sekarang menekan warga Uyghur yang tinggal di luar negeri untuk memata-matai aktivis hak asasi manusia, menurut laporan BBC.
Publikasi tersebut mengklaim bahwa Beijing menggunakan taktik intimidasi dengan mengancam keluarga di rumah untuk membuat warga Uighur yang tinggal di luar negeri melakukan pekerjaan pengawasannya.
"Penelitian menunjukkan jenis khusus ini mengendalikan akses ke anggota keluarga di negara asal melalui panggilan video, dengan imbalan kepatuhan di luar negeri biasanya digunakan oleh polisi China," klaim laporan itu.
Mengutip contoh seorang pengungsi Uighur bernama Alim (nama diubah), terungkap bahwa pihak berwenang di Beijing menggunakan ibunya sebagai umpan untuk memaksanya menghadiri pertemuan aktivis hak asasi manusia Uighur, mengumpulkan intelijen dan meneruskannya kembali ke negara China.
"Setiap kali ada protes anti-China di London, mereka akan menelepon saya dan bertanya siapa yang akan hadir," kata Alim.
Dia menambahkan bahwa Beijing menawarinya uang juga sehingga dia bisa mencoba berteman dengan para pemimpin berbagai kelompok kampanye dengan warga Inggris di dalamnya.