Bentrokan Lebanon Renggut Nyawa 6 Orang di Kamp Pengungsi Palestina
RIAU24.COM - Bentrokan di kamp pengungsi Palestina Ain al-Helweh Lebanon selatan merenggut nyawa sedikitnya enam orang pada hari Minggu, lapor gerakan Fatah Presiden Palestina Mahmud Abbas dan sumber-sumber keamanan di kamp.
Pertempuran yang meletus semalam antara Fatah dan Islamis di kamp, menewaskan seorang komandan Fatah dan melukai empat pembantunya yang kemudian meninggal karena luka-luka mereka.
Seorang Islamis dari kelompok al-Shabab al-Muslim juga tewas dan enam lainnya termasuk pemimpin kelompok itu terluka, kata seorang sumber Palestina di dalam kamp dengan syarat anonimitas sesuai laporan kantor berita AFP.
Kemudian, Fatah merilis pernyataan yang mengkonfirmasi kematian komandan Ashraf al-Armouchi dan empat rekannya selama operasi keji.
Pernyataan itu lebih lanjut mengutuk kejahatan keji dan pengecut yang bertujuan merusak keamanan dan stabilitas kamp-kamp Palestina di Lebanon.
“Seorang tentara Lebanon juga terluka, terkena pecahan peluru dari mortir yang jatuh di salah satu pos militer", kata tentara di Twitter, yang diganti namanya menjadi X. Sesuai laporan, kondisinya stabil.
PM Lebanon menyebut waktu bentrokan 'mencurigakan'
Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyebut waktu bentrokan mencurigakan dalam konteks regional dan internasional saat ini.
Mikati mengecam upaya berulang untuk menggunakan Lebanon sebagai medan pertempuran untuk penyelesaian skor luar dengan mengorbankan Lebanon.
Dia memperingatkan negaranya kembali membayar harga sebagai arena untuk menyelesaikan skor asing.
"Kami mendesak kepemimpinan Palestina untuk bekerja sama dengan tentara untuk mengendalikan situasi keamanan dan memberikan kepada pihak berwenang Lebanon mereka yang berkompromi," tambah pernyataannya.
Dorothee Klaus, direktur UNRWA di Lebanon, mengatakan dalam sebuah pesan di platform pesan X bahwa badan tersebut meminta semua pihak militan untuk memastikan keselamatan warga sipil dan menghormati tempat PBB yang tidak dapat diganggu gugat, menambahkan bahwa bentrokan merusak dua sekolah yang dikelola oleh badan PBB.
Gencatan senjata disepakati mulai pukul 6:00 (waktu setempat) selama pertemuan faksi-faksi Palestina termasuk Fatah, yang juga dihadiri oleh anggota gerakan Amal dan Hizbullah Lebanon, sebuah pernyataan bersama setelahnya mengatakan.
(***)