Prabowo Jawab Pertanyaan Budiman soal Penculikan Aktivis 1998, Jhon Sitorus: Dua Fakta Terkonfirmasi
RIAU24.COM - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko menyatakan jawaban Prabowo Subianto soal kasus penculiakn aktivitas tahun 1998.
Pernyataan tersebut dilontarkan Budiman saat dirinya memiliki kesempatan mewawancarai Prabowo Bersama korban penculikan yang selamat lainnya yaitu Nezar Patria pada thaun 2002.
"Ya kenapa tidak? Kenapa tidak kalau suatu saat kita bisa berbicara itu dengan Pak Prabowo? Meskipun saya 2002 sudah tanyakan itu. Saya lupa menyampaikannya (sekitar) 2002 saat saya sama Nezar mewawancara," ujar Budiman dalam program Gaspol! di kanal YouTube Kompas.com.
Budiman mengungkap bahwa Prabowo mengakui dirinya memang menculik para aktivis. Namun, para aktivis yang telah diculiknya telah dia pulangkan ke rumahnya masing-masing. Terkait aktivis yang belum kembali hingga saat ini, Prabowo mengaku tidak mengetahui nasib mereka.
Menanggapi hal tersebut, Pegiat media sosial Jhon Sitorus mengucapkan terima kasih kepada Budiman Sudjatmiko karena setidaknya ada dua hal yang terkonfirmasi.
“Terimakasih bung @budimandjatmiko , ada FAKTA yang terkonfirmasi : Prabowo mengakui BENAR pernah MENCULIK para aktivis,” ujar Jhon Sitorus, dikutip Suara Liberte dari akun Twitter @Miduk17 pada Kamis (27/7/2023).
Selain itu, loyalis Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini juga menilai Prabowo sebagai sosok yang tidak bertanggung jawab.
“Mengembalikan para aktivis walau HILANG ditengah jalan, artinya Prabowo mencerminkan SIKAP LARI dari TANGGUNGJAWAB,” sambung Jhon.
Seperti diketahui, Prabowo selama bertahun-tahun kerap dikaitkan dengan tragedi penculikan aktivis 1998 yang memprotes kekuasaan Soeharto di mana saat itu Prabowo merupakan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.
Menanggapi hal tersebut, Prabowo menilai hal semacam itu biasa dalam politik karena selalu ada pihak yang berusaha menurunkan popularitas pihak lawannya.
"Ini saya kira, dalam kehidupan politik di mana-mana biasa. Apalagi demokrasi liberal, lawan, harus kita turunkan popularitasnya supaya tidak bisa muncul," ujar Prabowo di kanal YouTube Mata Najwa pada Jumat (30/6/2023).
Namun, Prabowo menganggap isu pelanggaran HAM yang dialamatkan kepadanya merupakan risikonya sebagai mantan prajurit
“Saya anggap ini risiko sebagai prajurit, saya telah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai sumpan saya. Saya pertaruhkan nyawa saya berkali-kali untuk republic, untuk rakyat,” ucapnya.
(***)