J&J Diminta Bayar Ganti Rugi ke Pria yang Kena Kanker Imbas Bedak Tabur
RIAU24.COM - Produk bedak tabur Johnson & Johnson harus membayar 18,8 juta dollar AS (Rp 282,4 miliar) kepada Emory Hernandez Valadez (24) yang mengaku mengidap kanker karena paparan bedak bayi tersebut.
Valadez mengatakan bahwa ia mengalami mesothelioma, kanker agresif mematikan di jaringan sekitar jantungnya akibat paparan asbes dan karsinogen bedak yang J&J yang ia gunakan semasa kanak-kanak.
Gugatan Valadez diketahui dilakukan pada tahun lalu.
Ia akhirnya diputuskan mendapatkan ganti rugi ekonomi sebanyak 3,8 juta dollar AS (Rp 57 miliar) dan ganti rugi non-ekonomi sebesar 15 juta dollar (Rp 225,3 miliar).
Namun kompensasi tersebut nampaknya tidak akan didapatkan oleh Valadez dalam waktu dekat.
Hal itu terjadi karena perintah pengadilan kebangkrutan yang membekukan sebagian besar litigasi yang menuduh bedak bayi J&J menyebabkan kanker.
Dengan kondisi yang dialami Valadez saat ini, ia mungkin tidak bisa melihat uangnya sama sekali.
Harapan hidup seseorang yang dirawat karena mesothelioma adalah 18 hingga 31 bulan.
Tanpa pengobatan, harapan hidup pasien mesothelioma hanya sekitar enam bulan.
Karena prognosis Valadez, Kepala Hakim Kebangkrutan AS Michael Kaplan mengizinkan litigasi Valadez untuk dilanjutkan.
Berkaitan dengan keputusan tersebut, Wakil Presiden Litigasi di J&J Erick Haas mengatakan perusahaan berencana mengajukan banding.
Ia berargumen bahwa perusahaan tidak dapat memberikan bukti pada juri yang membuat bedak bayinya tidak menyebabkan mesothelioma pada Valadez.
"Tanpa manfaat dari bukti itu, putusan tersebut tidak dapat didamaikan dengan evaluasi ilmiah independen selama beberapa dekade yang memastikan bahwa bedak bayi Johnson aman, tidak mengandung asbes, dan tidak menyebabkan kanker," kata Haas dalam pernyataannya.dikutip dari NY Post, Jumat (21/7/2023).
Ibunda Valadez, Anna Camacho mengatakan ia memberikan anaknya produk bedak J&J dalam jumlah besar semasa kecil.
"Saya tidak menginginkan ini terjadi pada orang tua manapun," ucap Camacho.
Valadez hanyalah satu dari puluhan ribu orang yang menggugat J&J dan menuding bahwa produk bedaknya menyebabkan kanker ovarium dan mesthelioma.
Produsen obat tersebut menawarkan untuk membayar USD 8,9 miliar selama 25 tahun untuk menyelesaikan lebih dari 38.000 tuntutan hukum dan mencegah lebih banyak lagi tuntutan hukum yang muncul. ***