Tak Berhasil, Putin Klaim Serangan Balasan Ukraina Telah Gagal
RIAU24.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin serangan balasan pasukan Ukraina tak berhasil sejak Juni lalu. Ukraina memulai perlawanan tersebut setelah menimbun senjata dari negara-negara Barat dan membangun kekuatan ofensifnya.
"Semua upaya musuh untuk menerobos pertahanan kami... mereka belum berhasil sejak ofensif dimulai. Musuh tidak berhasil," kata Putin dalam wawancara televisi seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (17/7).
Sebelumnya, Ukraina pada hari Jumat lalu mengakui tentang pertempuran yang sulit dengan pasukan Rusia.
"Hari ini kemajuannya tidak begitu cepat," kata Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, kepada wartawan.
Otoritas Ukraina pada Jumat lalu mengatakan pasukannya telah maju hampir dua kilometer di sepanjang garis depan selatan selama seminggu terakhir.
Mykola Urshalovych, perwakilan senior Garda Nasional, mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan telah bergerak menuju kota Melitopol yang diduduki selama serangan yang sedang berlangsung.
Pada hari Minggu, militer Ukraina mengatakan sedang melakukan operasi ofensif terhadap Melitopol dan Berdyansk.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pekan lalu bahwa lambatnya pengiriman senjata yang dijanjikan telah menunda serangan balasan Kyiv. Zelensky pun meminta Amerika Serikat dan sekutu lainnya untuk menyediakan senjata dan artileri jarak jauh.
Pekan lalu, Ukraina telah menerima pasokan bom cluster atau bom curah dari Amerika Serikat (AS). Otoritas Kyiv pun berjanji akan membatasi penggunaan bom cluster itu, yang dilarang di lebih dari 100 negara itu, dengan hanya akan menggunakannya untuk mengusir posisi tentara musuh di wilayahnya.
Seperti dilansir Reuters, juru bicara distrik militer selatan Ukraina atau Tavria, Valeryi Shershen, mengonfirmasi pengumuman oleh komandannya pada Kamis (13/7) waktu setempat bahwa persenjataan itu telah tiba di wilayahnya sekitar seminggu setelah AS mengumumkan akan memasoknya.
Pasokan bom cluster oleh Washington itu menjadi bagian dari paket bantuan keamanan senilai total US$ 800 juta. Pentagon atau Departemen Pertahanan AS juga mengumumkan kedatangan pasokan bom cluster itu di wilayah Ukraina.