AS Tekan Junta Agar Segera Hentikan Kekerasan di Myanmar
RIAU24.COM - Manteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyarankan untuk menekan rezim militer di Myanmar.
Langkah ini guna menghentikan kekerasan yang terjadi di negara tersebut.
"Untuk melaksanakan lim apoin konsensus (5PC) ASEAN, dan untuk mendukung kembalinya pemerintahan yang demokratis," ujarnya dalam kesempatan jumpa pers di Hotel St. Regis Jakarta, Jumat (14/7).
Ia mengatakan, kekerasan yang dilakukan junta Myanmar merusak stabilitas regional. Hal serupa juga ia sampaikan dalam Post Ministerial Conference (PMC) dengan para Menlu ASEAN di Jakarta siang tadi.
Blinken mengatakan, AS baru saja mengumumkan lebih dari USD74 juta (setara Rp1.107 triliun) bantuan kemanusiaan tambahan untuk Bangladesh.
Angka ini termasuk hampir USD61 juta untuk mendukung pengungsi internal Rohingya di Myanmar serta pengungsi Rohingya dan komunitas mereka di Bangladesh.
Dikutip dari laman state gov dengan pendanaan baru ini, total bantuan kemanusiaan AS untuk Rohingya dan orang lain yang terkena dampak kekerasan berkelanjutan di seluruh Myanmar, mencapai lebih dari USD2,1 miliar sejak Agustus 2017.
Bantuan tersebut diberikan usai 740.000 Rohingya melarikan diri dari genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan pembersihan etnis di Negara Bagian Rakhine demi keamanan di Bangladesh.
Bantuan diberikan kemarin, Kamis 13 Juli 2023 oleh Wakil Sekretaris untuk Keamanan Sipil, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia Uzra Zeya bertemu dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina.
Ia juga menegaskan kembali dukungan Washington pada lima poin konsensus yang disepakati ASEAN untuk Myanmar.
(***)