Kesal Ukraina Terus Minta Senjata, Menhan Inggris: Kami Bukan Toko Amazon
RIAU24.COM - Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace tak bisa menahan kekesalannya kepada Ukraina yang terus menuntut meminta senjata-senjata Barat untuk melawan invasi Rusia.
"Kami bukan Amazon," kesal Wallace, merujuk pada toko online Amazon, dalam sebuah acara di sela-sela KTT NATO di Lithuania pada hari Rabu.
Wallace, yang biasanya merupakan pendukung vokal Kyiv, mengatakan Inggris akan membantu perjuangan Ukraina jika Kyiv menunjukkan rasa terima kasih.
“Terkadang Anda meminta negara untuk menyerahkan saham mereka sendiri,” kata Wallace. “
"Terkadang Anda harus membujuk anggota Parlemen di (Capitol) Hill di Amerika. Anda harus meyakinkan politisi yang meragukan di negara lain bahwa itu sepadan," papar Wallace.
Menhan Inggris itu mengaku mendengar keluhan dari rekan-rekan AS bahwa Ukraina memperlakukan negara pemberi senjata tersebut seperti toko Amazon, bahkan ketika sudah memberikan bantuan militer senilai miliaran dolar.
Wallace menegaskan bahwa apa yang disampaikan itu benar, dan mengatakan dia secara pribadi telah mengalami perlakuan semacam itu oleh pejabat Ukraina. Dia ingat pernah mengemudi selama 11 jam untuk bertemu dengan delegasi Ukraina pada Juni lalu hanya untuk diberi daftar permintaan senjata.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, seperti dikutip Sindonews dari AFP, Kamis (13/7/2023), bergerak cepat untuk mencegah anggapan bahwa London terganggu oleh lobi sengit Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di KTT NATO untuk mendapatkan lebih banyak dukungan senjata Barat dalam pertempurannya melawan invasi Rusia.
Zelensky sendiri menepis kesan ketegangan dalam hubungan tersebut. Namun, dengan latar belakang frustrasi Ukraina karena KTT NATO dua hari di Vilnius tidak menghasilkan undangan bagi Kyiv untuk bergabung dengan aliansi dalam jangka waktu yang jelas, komentar Wallace memicu berita utama yang memalukan dan kesan telah terjadi perselisihan.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan membuat pernyataan publik yang serupa di Lithuania, dengan menyatakan: “Rakyat Amerika memang pantas mendapatkan ucapan terima kasih dari pemerintah AS atas kesediaan mereka untuk maju (dan membantu Ukraina) dan juga dari seluruh dunia."
Pejabat Ukraina, termasuk Presiden Zelensky, sebelumnya telah mengkritik AS dan sekutunya karena tidak memberikan dukungan yang cukup atau memberikannya terlalu lambat. Pemimpin Ukraina mengutip kecepatan pengiriman senjata yang seharusnya tidak tergesa-gesa sebagai alasan utama untuk hasil yang mengecewakan dari serangan balasan Kyiv bulan lalu.