Rusia Peringatkan Gunakan Senjata Serupa Jika AS Berikan Bom Tandan ke Ukraina
RIAU24.COM - Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat memasok bom cluster ke Ukraina, Rusia akan dipaksa untuk menggunakan senjata serupa, kata laporan mengutip kantor berita Rusia.
Munisi tandan, juga dikenal sebagai bom tandan atau submunisi tandan, adalah jenis senjata yang terdiri dari wadah atau cangkang yang diisi dengan banyak submunisi peledak yang lebih kecil.
Ketika amunisi utama dikerahkan, amunisi itu terbuka di udara atau saat tumbukan, melepaskan submunisi di area yang luas. Alat peledak ini dilarang oleh lebih dari 100 negara.
Shoigu menyatakan bahwa sementara Rusia memiliki munisi tandan, ia telah menahan diri untuk tidak menggunakannya sejauh ini dalam operasi militer di Ukraina.
Namun, Amerika Serikat sebelumnya menuduh Rusia menggunakan munisi tandan di Ukraina, menghasilkan sejumlah besar bom yang tidak meledak.
AS mengklaim bahwa munisi tandan yang ingin diberikannya ke Ukraina memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang digunakan oleh Rusia.
Amunisi tandan Rusia lebih efektif
Bertentangan dengan ini, menteri pertahanan Rusia mengatakan bahwa munisi tandan Rusia lebih efektif daripada amunisi Amerika dan bahwa tentara Rusia mengambil langkah-langkah untuk melindungi pasukannya dari senjata semacam itu.
"Jika Amerika Serikat memasok munisi tandan ke Ukraina, angkatan bersenjata Rusia akan dipaksa untuk menggunakan senjata serupa terhadap angkatan bersenjata Ukraina sebagai tanggapan," kata Shoigu, Selasa.
Selain itu, Human Rights Watch telah melaporkan penggunaan munisi tandan oleh Rusia dan Ukraina selama konflik yang sedang berlangsung, yang disebut oleh Rusia sebagai operasi militer khusus.
Baik AS, Rusia, maupun Ukraina bukanlah penandatangan Konvensi Munisi Tandan.
Para pejabat AS mengklaim bahwa mereka menyetujui permintaan Ukraina untuk bom cluster ketika menjadi jelas bahwa amunisi artileri reguler Ukraina hampir habis, dan produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhannya.
Namun, beberapa sekutu dekat Amerika Serikat, termasuk Inggris, Kanada, dan Jerman, telah menyatakan penentangan terhadap penggunaan munisi tandan.
Selain itu, Shoigu menyebutkan bahwa Rusia secara signifikan mengurangi kemampuan serangan balasan Ukraina, dan pasukan Rusia telah mendapatkan tanah selama serangan balik mereka sendiri di wilayah Donetsk timur.
(***)