Geger, Kokain Ditemukan di Gedung Putih AS, Dirumorkan Milik Putra Joe Biden
RIAU24.COM - Serbuk putih, belakangan diketahui sebagai kokain menggegerkan gedung putih. Pasalnya kokain itu ditemukan di Gedung Putih pada awal pekan ini dan dirumorkan milik putra Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Hunter Biden.
Melansir dari RMOL penemuan kokain tersebut terjadi ketika Secret Service melakukan pemeriksaan rutin. Temuan itu sempat menggemparkan dan mendorong evakuasi di Gedung Putih.
Namun pemadam kebakaran Washington DC menyatakan zat tersebut bukanlah ancaman.
Ketika itu, Joe Biden tidak hadir di Gedung Putih karena dia bersama keluarganya di Camp David di Maryland untuk perayaan Empat Juli.
Setelah temuan serbuk kokain tersebut, banyak spekulasi bermunculan, termasuk bahwa barang terlarang itu adalah milik Hunter, sang putra presiden.
Spekulasi muncul lantaran Hunter merupakan pecandu narkoba yang saat ini disebut sedang rehabilitasi. Ia sendiri terbuka tentang penggunaan narkobanya. Tetapi pada 2021, ia mengaku tidak menggunakan narkoba lagi selama dua tahun.
Di samping itu, temuan kokain terjadi dua hari setelah Hunter terakhir terlihat di Gedung Putih sebelum menuju Camp David. Meski begitu, Hindustan Times mencatat, tidak jelas berapa lama Hunter dan keluarganya tinggal di Gedung Putih serta kamar apa yang mereka kunjungi.
Teori tentang Hunter Biden juga beredar karena diklaim bahwa dia tinggal di Gedung Putih. Penampilannya di depan umum telah menarik perhatian dari Partai Republik, tetapi tidak ada bukti bahwa dia tinggal di Gedung Putih.
Video Hunter Biden baru-baru ini yang diduga menunjukkan dia mengemudi dengan kecepatan 172 km per jam dalam perjalanan ke Las Vegas juga dikaitkan dengan cerita kokain. Meskipun, laporan menunjukkan bahwa itu adalah video lama, diambil empat tahun yang lalu.
Laporan awal menunjukkan bahwa bubuk itu ditemukan di perpustakaan Sayap Barat, di lantai dasar dan bagian dari tur publik gedung. Tetapi Secret Service mengatakan tengah menyelidiki barang tak dikenal di dalam area kerja.
Salah satu teori yang juga dihembuskan di media sosial adalah narkoba milik seorang staf Gedung Putih, meski belum terbukti.