Menu

Zelensky Tuntut Ukraina Terima Undangan Bergabung NATO Setelah Perang Berakhir

Amastya 2 Jul 2023, 14:05
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky /Reuters
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky /Reuters

RIAU24.COM Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Sabtu menuntut negaranya menerima undangan resmi untuk bergabung dengan NATO setelah perang berakhir menjelang pertemuan aliansi utama yang dijadwalkan akan diadakan di Lithuania.

Saat berbicara bersama Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Zelensky mengatakan kepada pers, "Kami membutuhkan sinyal yang sangat jelas dan dapat dimengerti di KTT Vilnius bahwa Ukraina dapat menjadi anggota NATO yang setara setelah perang. Undangan aliansi ini adalah langkah pertama, sangat praktis, itu akan sangat penting bagi kami," tambahnya.

Jika Ukraina bergabung dengan NATO, itu akan mendapat manfaat dari Pasal 5, yang menjamin pertahanan kolektif, yang berarti bahwa negara-negara anggota harus membantu jika terjadi serangan.

NATO diminta untuk mengklarifikasi pendiriannya

Mengingat perkembangan ini, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba juga mendesak NATO untuk mengklarifikasi sikapnya terhadap tawaran keanggotaan Ukraina.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba tweeted pada hari Kamis, "Ukraina terus bekerja secara aktif dengan semua sekutu NATO untuk meyakinkan mereka bahwa waktu untuk kejelasan tentang keanggotaan Ukraina dalam Aliansi telah tiba."

Pernyataannya datang tak lama setelah dia berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg melalui telepon.

KTT NATO mendatang di Vilnius, yang dijadwalkan pada 11-12 Juli, akan menjadi peristiwa penting di mana keanggotaan Ukraina diharapkan menjadi topik utama diskusi.

Presiden Zelensky telah meyakinkan rekan-rekan Barat bahwa keanggotaan penuh Ukraina akan memperkuat NATO daripada melemahkannya. Namun, ia mengakui bahwa masuknya Ukraina ke NATO hanya akan terjadi setelah konflik dengan Rusia telah diselesaikan.

Ada perbedaan pandangan di dalam NATO mengenai keanggotaan Ukraina. Selama konferensi pers di Brussels, Sekretaris Jenderal Stoltenberg mengakui perpecahan di antara negara-negara anggota mengenai masalah ini, menyoroti bahwa keputusan dalam NATO dibuat melalui konsensus.

"Mengenai masalah itu, ada pandangan berbeda dalam aliansi dan tentu saja, satu-satunya cara untuk membuat keputusan di NATO adalah dengan konsensus," kata Stoltenberg seperti dikutip oleh Indiatimes.

Beberapa diplomat NATO telah menyatakan keprihatinan tentang keraguan Amerika Serikat untuk memperpanjang komitmennya ke Ukraina di luar janji keanggotaan awal yang dibuat 15 tahun lalu.

(***)