Kerusuhan di Prancis: Kronologi, Penyebab dan Kondisi Terkini
RIAU24.COM - Kerusuhan di Prancis dipicu oleh kematian seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun yang ditembak mati oleh pihak kepolisian.
Kerusuhan yang parah dan semakin meluas hingga mengakibatkan Otoritas Prancis menurunkan puluhan ribu pasukan keamanan untuk mengatasi aksi-aksi protes yang terjadi selama empat hari berturut-turut tersebut.
Berikut fakta-fakta terkait kronologi hingga kondis terkini kericuhan di Prancis, melansir detik.com, Minggu (2/7/2023).
Penyebab Utama Kerusuhan
Penyebab kerusuhan di Prancis dipicu aksi penembakan terhadap seorang remaja bernama Nahel M. (17) oleh polisi hingga tewas.
Dilansir AFP, peristiwa penembakan terjadi di pinggiran Kota Paris, Nanterre, Selasa (27/6/2023) pagi.
Awalnya, polisi menghentikan remaja laki-laki itu karena melanggar aturan lalu lintas.
Sebuah video di media sosial, yang diautentikasi oleh AFP, menunjukkan dua petugas polisi mencoba menghentikan kendaraan.
Salah satu polisi tampak menodongkan senjatanya ke pengemudi melalui jendela dan menembak dari jarak dekat. Lalu, mobil korban terlihat bergerak beberapa puluh meter sebelum menabrak.
Petugas layanan darurat mencoba menyadarkan remaja berusia 17 tahun tersebut di tempat kejadian. Namun, remaja tersebut meninggal dunia tidak lama kemudian.
Sementara petugas kepolisian yang menembak remaja itu telah ditahan atas tuduhan pembunuhan. Kepala polisi Paris Laurent Nunez mengakui dalam sebuah wawancara dengan televisi BFM bahwa tindakan polisi tersebut "menimbulkan pertanyaan", meski dia mengatakan ada kemungkinan petugas tersebut merasa terancam.
Kronologi Kerusuhan di Prancis
Usai insiden penembakan remaja oleh polisi di Prancis itu, pada Selasa (27/6/2023) malam, terjadilah kerusuhan.
Aksi unjuk rasa di Nanterre diwarnai menyalakan api, membakar mobil, dan menghancurkan halte bus saat ketegangan meningkat antara polisi dan penduduk setempat.
Bentrokan berlanjut pada Rabu (28/6/2023) malam yang menyebar dari lingkungan di sekitar ibu kota ke kota-kota Prancis lainnya, termasuk Toulouse, Dijon dan Lyon. Ribuan pasukan polisi diturunkan ke Paris dan pinggiran sekitarnya.
Pada malam kedua kerusuhan usai remaja ditembak mati dari jarak dekat oleh polisi di Prancis, Pasukan Keamanan Prancis menangkap ratusan orang massa. Menteri dalam negeri Prancis menyebut kerusuhan itu tidak dapat ditoleransi.
Kondisi Terkini Imbas Kerusuhan
Menurut laporan AFP, Sabtu (1/7/2023), bentrokan imbas insiden penembakan remaja 17 tahun oleh polisi itu masih berlanjut meski telah dikerahkan 45.000 petugas kepolisian. Unit-unit dari polisi dan pasukan gendarme paramiliter dikerahkan pada Jumat.
Kementerian Dalam Negeri Prancis melaporkan sebanyak 994 penangkapan secara nasional telah terjadi dalam semalam.
Menurut angka sementara yang dirilis kementerian pada Sabtu pagi waktu setempat, selama kerusuhan, sebanyak 1.350 kendaraan dan 234 bangunan dibakar, dan 2.560 insiden kebakaran terjadi di ruang publik.
Sementara itu, pemakaman remaja bernama Nahel (17) digelar pada Sabtu (1/7/2023) waktu setempat. Seperti dikutip CNN, Minggu (2/7/2023), pemakaman dilakukan di tengah penangkapan ke sejumlah massa yang protes.
Presiden Prancis Rapat Dadakan
Imbas kerusuhan tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat mengadakan pertemuan dadakan dengan beberapa menterinya.
Macron mengatakan bentrokan, pembakaran mobil dan penyerangan terhadap kantor polisi dengan kembang api "tidak dapat dibenarkan".
"Beberapa jam terakhir telah ditandai dengan adegan kekerasan terhadap kantor polisi, tetapi juga sekolah dan balai kota melawan institusi dan Republik," kata Macron pada pertemuan para menteri di Kementerian Dalam Negeri, dilansir AFP, Kamis (29/6/2023).
(***)