PDIP Ungkap Proses Penentuan dan Kriteria Cawapres Ganjar Pranowo
RIAU24.COM - Ketua DPP PDIP Bidang Kepemudaan Eriko Sotarduga memaparkan sejumlah proses yang harus dilalui dalam menentukan cawapres pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Eriko mengatakan langkah pertama adalah memantapkan kerja sama dengan partai-partai politik yang ingin bergabng dalam gerbong pengusung Ganjar.
"Akan dibicarakan dengan partai-partai ini siapayang enjadi cawapres," ujar Eriko.
Tahapan kedua adalah Megawati bersama ketua-ketua umum partai akan menyampaikan kepada Presiden Jokowi mengenai kandidat cawapres.
"Beliau juga menyampaikan kepada Presiden Jokowi selaku kader utama dan kader terbaik partai," kata Eriko.
Tahapan ketiga dibicarakan dengan Ganjar Pranowo. Eriko mengatakan cawapres harus seirama dengan capresnya, sehingga perlu dibahas bersama Ganjar.
"Harus menjadi Dwitunggal. Tidak boleh ada dua kapten dalam satu kapal. Perlu seirama dan saling melengkapi," kata dia.
Saat ini PDIP sudah mengantongi 10 nama kandidat cawapres. Sudah ada enam yang dibocorkan antara lain Mahfud MD, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Airlangga Hartarto, AHY dan Ridwan Kamil.
Mengenai kriteria cawapres, ada dua hal yang disampaikan Eriko. Pertama, berkenaan dengan misi pembangunan Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045.
Mengutip Presiden Jokowi, Eriko mengatakan 13 tahun dari sekarang, Indonesia harus benar-benar memanfaatkan waktu sebaik mungkin berkat bonus demografi.
Oleh karena itu, capres-cawapres yang diusung nanti perlu memiliki kapabilitas untuk melanjutkan pembangunan.
"Menyongsong 2045, tahun emas Indonesia, memerlukan sinergi yang kuat. SDM yang kuat Indonesia. itu jadi pertimbangan," ucapnya.
Kedua mengenai elektabilitas. Eriko menganggap penting karena walau bagaimanapun, pemimpin harus diterima masyarakat Indonesia sehingga elektabilitas turut menjadi faktor penentuan cawapres.
"Di 2024 ini masyarakat Indonesia ini sudah sangat memahami yang dilakukan presiden dan wakil presiden. Maka pilihan-pilihan juga harus sesuai dengan masyarakat Indonesia," kata dia.
(***)