RIAU24.COM - Sebuah kalung misterius, yang terbuat dari gigi hiu megalodon telah ditemukan di reruntuhan bangkai kapal Titanic. 

Megalodon adalah hiu raksasa yang sudah punah di masa silam, tapi fosil giginya cukup sering ditemukan.

Kalung itu ditemukan oleh Magellan, perusahaan yang berspesialisasi dalam investigasi lokasi bawah air dan pemetaan dasar laut. 

Baru-baru ini, Magellan jadi berita lantaran mempublikasikan foto penuh bangkai Titanic di kapal laut.

Sebagai bagian dari proyek pemindaian bawah air, Magellan mengambil 700.000 gambar bangkai kapal Titanic menggunakan dua kapal selam. 

Dengan menggunakan gambar-gambar ini, perusahaan membuat pemindaian digital Titanic berukuran penuh untuk pertama kalinya, memberikan tampilan baru luar biasa dari bangkai kapal itu.

Nah, di antara gambar yang diambil, tim Magellan berhasil menemukan kalung gigi megalodon yang juga mengandung emas.

"Penemuan itu menakjubkan, indah dan menakjubkan," kata CEO Magellan Richard Parkinson yang dikutip detikINET dari Nesweek.

Megalodon adalah hiu besar yang diperkirakan telah punah sekitar 3,6 juta tahun yang lalu.

Dianggap sebagai hiu terbesar yang pernah eksis, megalodon paling awal yang diketahui berusia lebih dari 20 juta tahun.

Magellan tidak mengeluarkan dan mengambil kalung gigi megalodon itu dari bangkai Titanic karena ada kesepakatan antara otoritas AS dan Inggris yang mencegah pemindahan semacam itu oleh publik.

Magellan saat ini mencoba menentukan siapa pemilik kalung misterius itu, dengan bantuan kecerdasan buatan. 

Perusahaan itu menggunakan AI untuk menganalisis rekaman penumpang yang menaiki kapal pada tahun 1912, memeriksa pakaian yang mereka kenakan sambil menggunakan teknik pengenalan wajah.

Pemindaian Titanic oleh Magellan pada dasarnya adalah menciptakan model 3D fotorealistik atau kembaran digital dari bangkai Titanic dengan resolusi yang belum pernah ada sebelumnya.

"Sebelumnya rekaman hanya memungkinkan Anda untuk melihat satu area kecil dari bangkai Titanic pada satu waktu. Model ini akan memungkinkan orang untuk memperkecil dan melihat keseluruhannya untuk pertama kalinya," kata Gerhard Seiffert dari Magellan. ***