Apa Itu Inses, seperti Kasus Hubungan Ibu dan Anak di Bukittinggi?
RIAU24.COM - Heboh soal kasus inses antara ibu dan anak di Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).
Diketahui bahwa hubungan terlarang antara ibu dan anak itu bahkan telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Kabar tersebut diungkap oleh Wali Kota Bukittinggi Erman Safar dalam pertemuan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Anak yang berlangsung di rumah dinas Wali Kota Bukittinggi, Rabu (22/6/2023).
"Anak kita, dari usia SMA. Dia dari SMA sampai usia 28 tahun berhubungan badan dengan ibu kandungnya," kata Erman Safar dilansir detikSumut.
Sontak, pernyataan tersebut membuat peserta sosialisasi melongo, seakan tidak percaya. Menurut Erman, kasus inses ibu dan anak itu kini sedang ditangani serius oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi.
Erman menceritakan hubungan terlarang ibu kandung dengan anak kandung itu sudah berlangsung lama. Tak dijelaskan bagaimana kasus itu sampai terungkap, tapi Erman mengatakan sang anak sudah dikarantina.
"Dia sekarang sedang kami karantina. Sedang kami karantina, warga kita. Dia dari SMA sampai usia 28 tahun berhubungan badan dengan ibu kandungnya. Percaya? Dunia sudah tua," katanya.
Lantas apa yang dimaksud dengan inses itu? Simak penjelasan tentang inses seperti terjadi dalam kasus hubungan antara ibu dan anak di Bukittinggi berikut ini:
Apa Itu Inses?
Dari segi bahasa, inses berasal dari Bahasa Inggris dari kata 'insest' yang diserap dalam Bahasa Indonesia menjadi inses.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inses adalah hubungan seksual atau perkawinan antara dua orang yang bersaudara kandung yang dianggap melanggar adat, hukum, atau agama.
Mengutip situs resmi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), inses tergolong sebagai salah satu kejahatan yang sangat meresahkan masyarakat karena bertentangan dengan hukum. Dan untuk beberapa kasus terkait inses termasuk dalam golongan perkosaan.
Penanganan kasus inses di Indonesia, secara hukum biasa diselesaikan berdasarkan sistem pemidanaan atau kekeluargaan. Hal ini tergantung pada kebutuhan. Menurut KPAI, di Indonesia sendiri, banyak sekali kasus inses namun jarang sekali terungkap atau dilaporkan.
Kasus Inses Ibu dan Anak di Bukittinggi
Menurut Erman, saat ini Pemerintah Kota Bukittinggi tengah menangani kasus itu.
"Beberapa waktu belakangan, banyak masyarakat Minang kaget dengan maraknya pemberitaan perilaku menyimpang prilaku di Bukittinggi. Begitulah faktanya. Kami, Kota Bukittinggi fokus ke permasalahan ini, menyampaikan fakta," kata Erman Safar kepada detikSumut, Jumat (23/6/2023).
"Ini sudah lama terjadi dan tidak ada yang mengungkap. Saya memilih untuk mengejar masalah ini, karena kami ingin semua pihak menyadarinya. Kalau urusan (seperti) ini tidak akan selesai kalau hanya di pemerintahan dan Niniak Mamak saja. Butuh peran semua pihak sampai lingkungan terdekat," tambah Erman.
Erman menyebut pihaknya konsern menangani persoalan penyakit masyarakat di kota kelahiran Bung Hatta itu, karena merasa miris masih banyak pihak yang tidak peduli dengan masalah ini.
"Seharusnya, semua lini bergerak untuk menumpas penyakit masyarakat, termasuk daerah lain di Ranah Minang ini. Kalau kami diam, tak ada yang peduli. Sampai perilaku menyimpang menerpa keluarga terdekatnya, mereka baru sadar," katanya.
Lebih lanjut, Erman berharap, orang tua juga harus berperan lebih aktif lagi. Anak-anak harus diberikan edukasi tentang perilaku menyimpang, sejak mereka mulai mengerti bahasa. Agama sudah harus tertanam lebih awal sebelum anak mengenal gadget. ***