Menilik Sosok Desmond J Mahesa yang Dikenal Kritis Hingga Akhir Hayat
RIAU24.COM - Politikus Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa meninggal dunia. Sebelum meninggal dunia, dia sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat itu tutup usia di usia 57 tahun. Ia dikenal sebagai sosok yang memiliki pandangan-pandangan yang konstruktif terhadap sejumlah kebijakan pemerintah.
Sebelum terjun di dunia politik, anggota DPR dari daerah pemilihan Banten II itu merupakan aktivis yang turut memperjuangkan demokratisasi di Indonesia.
Dilansir dari laman Gerindra, Desmond lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada 12 Desember 1965. Publik mulai mengenal sosok Desmond ketika ia menjadi salah satu korban penculikan aktivis pro demokrasi pada tahun 1997/1998.
Saat itu Desmond merupakan salah satu aktivis dan mahasiswa yang berjuang menegakkan keadilan dan demokrasi pada masa pemerintahan Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto.
Desmond yang saat ini duduk di kursi DPR melenggang ke Senayan usai dirinya mengantongi 103.837 suara dari daerah pemilihan (dapil) Banten II .
Desmond juga pernah menjadi Juara Dapil pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. Sebelumnya, ia juga meraih 61.275 suara dari dapil Banten II pada Pileg 2014 dan mengantongi 13.439 suara dari dapil Kalimantan Timur pada Pileg 2009.
Aktivis handal ini menghabiskan masa kecil hingga remaja di Banjarmasin yang menjadi tempat kelahirannya. Ia pernah mengenyam pendidikan di SD Karya Masyarakat, Banjarmasin pada 1975-1981. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke SMPN 7 Banjarmasin pada 1981-1983.
Desmond selanjutnya bersekolah di SMAN 7 Banjarmasin Timur pada 1983-1986. Setelah lulus dari bangku SMA, ia menempuh studi S-1 Hukum di Universitas Lambung Mangkurat pada 1986.
Desmond juga pernah menempuh studi lanjut di pogram Pascasarjana Hukum Sekolah Tinggi Ilmu Hukum pada 2003. Ia juga pernah bergabung dengan beberapa organisasi sebelum memutuskan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat.