Deretan Kesaksian Ayah David di Sidang Mario Dandy
RIAU24.COM - Jonathan Latumahina selaku ayah dari Cristalino David Ozora, menyampaikan sejumlah keterangan dan pernyatan dalam kapasitas sebagai saksi di sidang kasus penganiayaan dengan terdakwa Mario Dandy Stariyo dan Shane Lukas.
Sidang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (13/6), dengan menghadirkan Mario Dandy secara langsung.
Sebut David kejang-kejang setelah dianiaya Mario
Jonathan menyebut anaknya David Ozora sempat mengalami kejang-kejang setelah dianiaya oleh Mario Dandy Satriyo pada 20 Februari 2023. Ia menyebut darah keluar dari telinga dan mulut David.
"Pas, saya lihat David kondisinya ternyata jauh lebih parah dari yang saya bayangkan," ucap Jonathan.
"Telinga berdarah, telinga kanan yang mulia. Kemudian, pipi luka parut. Luka parut itu seperti terseret gitu karena full di pipi sebelah kanan," Jonathan menambahkan.
Selama tiga hari David disebut oleh Jonathan mengalami kejang-kejang dalam frekuensi tertentu.
"Kejangnya adalah dia rebah begini posisinya terus jeda beberapa waktu dia kejang-kejang Yang Mulia," imbuh Jonathan.
Sebut pelat nomor mobil Rubicon Mario Dandy berubah
Jonathan mengatakan bahwa pelat mobil yang dikendarai oleh Mario Dandy pada 20 Februari 2023 berubah usai peristiwa tindak penganiayaan terhadap anaknya.
Ia mengaku mendapatkan informasi valid itu dari saudara sekaligus pelapor, Rustam Atala.
Jonathan mengatakan kala itu Rustam memotret mobil Rubicon berpelat nomor B 120 DEN milik Mario Dandy dengan latar belakang Polsek Pesanggrahan sekitar pukul 14.00 pada 21 Februari 2023.
"Kemudian mobil itu hilang yang mulia. Mobil itu tidak ada di tempat. Rustam cerita ke saya tanya ke polisi di sini katanya mobilnya baru dipakai untuk menjemput saksi," kata Jonathan.
"Saya marah apakah polsek ini demikian miskinnya jemput saksi pakai mobil yang dipakai oleh pelaku," ujar Jonathan.
"Anehnya apa, pas balik pelat nomornya berubah," sambungnya.
Ungkap chat Mario ke David soal ancaman tembak dan telepon Brimob
Jonathan mengungkap ancaman yang diterima anaknya Cristalino David Ozora yang ia ketahui ketika membuka ponsel David.
Melalui pesan WhatsApp, Jonathan menyebut ancaman itu mulai dari penembakan hingga pengerahan Brimob.
"Mengancam itu saya tahu setelah saya buka handphone-nya David, Yang Mulia. Sebelumnya saya tidak pernah, David enggak pernah cerita," kata Jonathan.
Jonathan menyebut banyak percakapan di ponsel David yang sudah dihapus. Namun, ia mengaku sempat mengambil gambar beberapa percakapan antara David dan Mario Dandy.
"Ancamannya cukup parah kalau saya bilang, karena di situ disebutkan akan melakukan penembakan kepada David, akan menelepon Brimob, akan menyelesaikan David," ungkap Jonathan.
Jonathan anggap restitusi tak sebanding kecuali pelaku dibikin koma
Jonathan menganggap bahwa tawaran restitusi atau ganti rugi yang disampaikan oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) tak sebanding kecuali Mario Dandy Satriyo sebagai pelaku utama juga dibuat koma.
"Karena bagi saya, tentang nilai dan lain-lain, saya pikir enggak ada yang sebanding kecuali pelaku dilakukan yang sama, dibikin koma itu baru sebanding menurut saya," ujar Jonathan.
"Tapi misalnya sudah ada perhitungan dari LPSK ya saya sih ikut aja bagaimana prosesnya," sambungnya.
Sempat berpikir balas Mario Dandy: mata dibalas mata
Jonathan mengaku sempat memiliki pikiran untuk membalas tindakan penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy terhadap anaknya hingga koma dan mengalami diffuse axonal injury (DAI).
"Karena dalam hati kecil saya, yang ada adalah mata balas mata. Minimal, sama seperti apa dirasakan anak saya yang sampai detik ini, belum bisa mandi, belum bisa pake celana," kata Jonathan.
Asuransi David sempat ditolak rumah sakit
Jonathan mengaku asuransi anaknya sempat ditolak oleh pihak Rumah Sakit Medika Permata Hijau karena David dianggap yang memulai perkelahian dengan Mario Dandy.
"Keanehannya ketika urus asuransi, Yang Mulia. Ketika urus asuransi ditolak oleh pihak asuransi. Kemudian saya bertanya kenapa ditolak karena setahu saya asuransinya David ini bisa meng-cover semua. Kemudian di situ saya lihat ini yang bikin ditolak admin rumah sakit. Ada klausul yang melanggar," kata Jonathan.
"Ditolak karena yang memulai perkelahian (tertulis) adalah David," Jonathan menambahkan.
Jonathan mengaku sempat mencecar pihak Rumah Sakit untuk mengetahui asal muasal informasi tersebut.
"Saya tanya siapa yang nulis? Siapa yang tulis ini? 'Bukan dari kita pak'. Iya siapa? 'Dari Polsek, Pak'. Saya tanya orangnya tahu enggak? 'Enggak Pak, tapi kalau kronologi seperti ini dari kepolisian'," ujarnya.
"Akhirnya kita urus itu dibantu sama Melissa Anggraini, lawyer-nya David, kebetulan waktu itu dia di sana. Kemudian dari pihak rumah sakit baru bisa approve asuransi," sambungnya.
Jonathan ungkap soal David tak bisa mandi sendiri
Jonathan mengungkapkan perbedaan kondisi yang dialami anaknya setelah dianiaya Mario Dandy hingga koma.
Setelah penganiayaan tersebut, Jonathan menyebut kini anaknya tak bisa mandi secara mandiri. Padahal, dulu ia andal dalam bermain basket.
"Kalau saya bilang sebagai orang tua yang saya lihat sehari-hari, bagaimana anak 17 tahun yang dulu jago basket dan lain-lain, sekarang mandi aja enggak bisa, mandi aja enggak bisa," ucap Jonathan.
(***)