Awas Kecolongan! Begini Gejala Khas Tifus Vs DBD
RIAU24.COM - Kemenkes RI mewanti-wanti kenaikan kasus demam berdarah (DBD) di Indonesia tahun ini, salah satunya dipicu oleh cuaca panas ekstrem beberapa waktu terakhir.
Melihat gejalanya kerap mirip dengan tifus, bagaimana cara membedakan kedua penyakit ini?
Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K) menjelaskan DBD dipicu oleh virus, sementara tifus disebabkan oleh bakteri salmonella typhi.
Sebenarnya, demam yang timbul akibat kedua penyakit ini bisa dibedakan.
"Biasanya demam pada virus itu demamnya mendadak tinggi. Jadi tadinya anaknya normal, tahu-tahu (suhu) 39. Sama yang khas pada infeksi virus adalah mukanya merah. Sering kan anak mukanya merah merekah, itu biasanya infeksinya virus dan demamnya tinggi mendadak," terangnya saat ditemui di kantor Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Senin (12/6/2023).
"Tapi kalau bakteri yang demam tifoid demamnya biasanya hari pertama 36, hari kedua 37,5, hari ketiga 38. Jadi step ladder, seperti naik tangga ya suhunya karena bakteri," imbuh dr Karyanti.
Selain itu, perjalanan penyakit DBD dan tifus juga berbeda. Umumnya, perjalanan penyakit DBD hanya terjadi 7 hari, terdiri dari 4 atau 3 hari fase demam kemudian fase kritis mulai hari ketiga, berlanjut fase pembocoran pembuluh darah pada hari keenam, dan fase penyembuhan pada hari keenam dan ketujuh.
Seringkali, masyarakat justru kecolongan pada fase kritis. Demam yang menurun disangka tanda pasien sudah membaik, padahal yang terjadi justru pembuluh darah pasien sedang kolaps.
"Yang harus diwaspadai adalah fase kritis ini yang sering kecolongan oleh masyarakat. Kadang-kadang setelah hari ketiga suhu turun itu belum tentu tanda aik kalau anaknya tidur terus. Jangan-jangan dia pembuluh darahnya lagi kolaps, jadi dia lemas dan dehidrasi. Seringkali orang tua salah persepsi," beber dr Karyanti.
"(Pasien) tidur terus, tadi pagi muntah darah. Kalau sudah begitu bahaya. Begitu kita periksa nadinya tidak teraba. Tekanan darah tidak terukur. Artinya dia sudah masuk ke sindrom shock dengue jadi mengalami kolaps dari pembuluh darahnya," imbuhnya.
Lain halnya dengan DBD yang menular dari nyamuk aedes aegypti betina, penyakit tifus menular lewat asupan makanan atau minuman yang tercemar salmonella typhi. Lantaran bakteri masuk lewat mulut (oral), pasien tifus umumnya juga mengalami gejala masalah pencernaan seperti mual, muntah, diare, atau sembelit pada anak dewasa. ***