Belajar dari Pengalaman Megawati, PDIP Bantah Jegal Anies Baswedan Maju Pilpres 2024
RIAU24.COM - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto membantah partainya sedang berupaya menjegal Anies Baswedan maju Calon Presiden (capres) 2024. Hal itu disampaikan Hasto merespons isu-isu atas tuduhan kubu Anies lewat Juru Bicarnya Sudirman Said.
“PDI Perjuangan tidak pernah menghambat karena kami belajar dari sejarah,” kata Hasto Kristiyanto dilansir dari tribunnews.com, Kamis (8/6).
Hasto pun menjelaskan maksud belajar dari sejarah itu. Dia bercerita ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dihambat kepemimpinannya di PDI di era Orde Baru.
Hal itu ketika Megawati menjabat sebagai Ketua Umum PDIP yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Kudatuli atau 27 Juli 1996.
“Kurang apa Ibu Megawati dihambat kepemimpinannya melalui kongres luar biasa, melalui serangan kantor PDI Perjuangan di Diponegoro,” jelas dia.
Hasto juga mengatakan PDIP juga pernah dijegal ketika mengusung Presiden Jokowi kala maju Pilpres 2014. Artinya karena pernah merasakan sakitnya dihambat, PDIP takkan mungkin melakukan tindakan demikian kepada pihak atau orang lain.
Namun dari pengalaman itu juga, Hasto mengatakan pihaknya belajar bahwa upaya menghambat demikian tidak akan pernah sukses jika pemimpin itu bergerak dengan keyakinan kepada rakyat.
“Begitu banyak penjegalan, tetapi sikap dari Pak Jokowi, kemudian Pak Ganjar, PDI Perjuangan, selalu percaya kepada jalan keyakinan bahwa ketika politik berbasis kinerja, ketika berpolitik itu mampu menyerap aspirasi rakyat yang dituangkan dalam aspirasi kemajuan, maka itu akan mendorong rakyat untuk bergerak bersama. Terjadi bounding kalau kata Ibu Megawati,” jelasnya.
Atas hal ini, Hasto menyebut seorang pemimpin yang tidak berprestasi akan selalu merasa sedang dijegal oleh pihak lain.
“Sehingga pemimpin yang berprestasi selalu dihadapkan pada ujian, tetapi pemimpin yang tidak berprestasi menciptakan ganjalan seolah-olah seperti ujian,” kata Hasto.
Politikus Yogyakarta ini menyampaikan, PDIP tak akan melakukan upaya penjegalan tersebut. Karena sebenarnya rakyat sendiri yang akan menilai sosok calon pemimpin ke depannya, kualitas kerja dan ketulusan hatinya. Hal itu pun berlaku, termasuk terhadap kepada Anies.