Apakah ADHD Bisa Diturunkan lewat Genetika? Orang Dewasa Bisa Alami, Ini Gejalanya!
RIAU24.COM - Pernahkan sebelumnya Anda mendengar tentang ADHD?
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) alias Gangguan Perkembangan Syarat yang mengakibatkan penderitannya sulit fokus, mengendalikan perilaku implusif, dan terlalu aktif.
Biasanya, ADHD terdiagnosis pada masa anak-anak. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang mendapatkan diagnosis ADHD saat ia beranjak dewasa.
Sebenarnya, hal yang cukup normal terjadi bagi anak-anak untuk kesulitan fokus dan beperilaku pada satu waktu.
Namun, anak-anak dengan ADHD biasanya memiliki gejala berlanjut dan bisa parah hingga mereka mengalamko banyak kesulitan, baik itu dirumah, disekolah, maupun dalam pertemanan.
Berikut beberapa gerjala yang dialami oleh anak ADHD, mengutip Kompas.com, Selasa (6/6/2023):
- Suka melamun
- Melupakan atau kehilangan banyak hal
- Gelisah
- Terlalu banyak bicara
- Cenderung ceroboh
- Sulit menahan godaan
- Sulit bergaul dengan orang lain
Hal tersebut tentu datang karena adanya hal atau sesuatu yang memicu. Satu siantara hal yang memicu ADHD ini adalah faktor genetik.
Anak yang memiliki satu orang tua dengan ADHD juga menderita ADHD. Dan ketika kedua orang tua menderita ADHD, risiko anak mengalami ADHD bisa mencapai 33 persen.
“Orang tua harus memahami bahwa risiko mereka mengalami ADHD adalah sekitar 25 persen. Itu cukup besar untuk dikhawatirkan, karena ADHD sendiri dapat pengasuhan anak menjadi lebih menantang,” kata Faraone.
Akan tetapi, terjadinya ADHD karena gen cenderung kompleks dan tidak bisa terjadi hanya karena kesalahan genetik tunggal.
Selain gen, faktor lingkungan juga berkontribusi sebagai penyebab ADHD. Meskipun kita memiliki gen pembawa ADHD, risiko penyakit tersebut akan semain besar ketika dikombinasikan dengan faktor lingkungan.
- Faktor lingkungan yang bisa memicu ADHD, di antaranya:
- Lahir prematur atau berat abdan bayi lahir rendah. Mengalami epilepsi.
- Mengalami kerusakan otak – yang terjadi baik di dalam rahim atau setelah cedera kepala parah di kemudian hari.
(***)